Tuesday, March 29, 2005

gempa-lagi!

Tanggal 28 Maret 2005, sekitar jam 23-24, gempa kembali mengguncang pesisir barat pulau Sumatra.

Getarannya terasa hampir di seluruh pulau Sumatra. Pagi-pagi, setelah mengetahui hal itu, aku dan depete segera menghubungi orang tua yang ada di Siantar. Maklum orangtua kami tinggal berdua saja di rumah [ya ortuku ya ortunya]. Takut kalo bakal kenapa-kenapa.

Puji Tuhan, semuanya baik-baik saja. Pada saat kejadian mereka keluar rumah, dan berjaga-jaga sepanjang malam dan tidak bisa lagi beristirahat. Ya…. Anggap saja lagi ronda pak…aku coba berkelakar….[hoi jayus!]

Informasi Gempa silahkan klik di sini

Sebuah buku persembahan Bu Guru yang manis, Mrs. Veronica: Checklist for Vocabulary Study, by Richard Yorkey.

<>Satu buku yang mendukung kegiatan belajar toefl. Oh…please, support me!
I won’t let myself frustrate.

Let study, more-and –more, MORE!

Monday, March 28, 2005

hasil-hasil quiz





Your Brain is 53.33% Female, 46.67% Male



Your brain is a healthy mix of male and female

You are both sensitive and savvy

Rational and reasonable, you tend to keep level headed

But you also tend to wear your heart on your sleeve




Wakakakak..... itulah belahan otak ku berdasarkan cara berpikir perempuan dan lelaki! uhahahaha...apa iya dijamin ke-benaran-nya...
thanks any way, blogthings.... Koyo-ne aku emang tomboy tenanan...
* dengan 3 orang saudara laki2, di kantor jadi staf pengajar cewek sendiri [nyang laen lagi sekolah], di rumah juga cewek sendiri...yee.... eh di pithiks ada mbak Othiek! tapi, dia juga kan bernasip kurang lebih sama dengan-ku: dikelilingi lelaki]

Juga buat Titin [aku dapat linknya dari titin, ma tau juga, coba aja ikutan!]


WHAT KIND OF FRIENDS ARE YOU?




You Are A Good Friend









You're always willing to listen

Or lend a shoulder to cry on

You're there through thick and thin

Many people consider you their "best friend"!




hihihi...hasilnya kok menyennagkan hati ya....
bungah deh....

aku bored

Iseng aja berpose usil dengan properti yang ada diruang rapat. Bagus juga ya.... apalagi ditambah dengan panah merah....
bagaimana? bagaimana.... bagus kan....

Saturday, March 26, 2005

A Novel; BROWNIES

A novel BROWNIES, Gagasmedia, 2004

Sebuah karya dari Fira Basuki, berdasarkan skenario film dengan judul yang sama yang ditulis Hanung Bramantyo, Salman Aristo, Erik Sasono, Lina Nurmalina.

Menurut aku tuh, ini buku:

Ceritanya sangat mudah dicerna, jika dibandingkan dengan buku Fira yang lain yang sudah pernah kubaca [Trilogi Jendela-jendela, Pintu dan Atap, dan Biru].

Sangat membantu menghadapi hari-hari yang terlalu sibuk untuk berhenti sejenak. Bisa dibaca disela-sela kegiatan, sambil nongkrong di kamar mandi, sambil nunggu down-load, diantara mahasiswa yang datang silih berganti, di kala I stuck in my affice klo hujan turun.

Cukup 1 x 12 jam....selesai, tanpa waktu khusus membaca novel, tanpa konsentrasi penuh.

Ceritanya sih tentang cinta, yang dikemas dengan kesenangan makan brownies, bikin brownies, menghargai brownies, dan bertemu dengan sesama pencinta brownies. Plotnya mengalir lumayan jelas, tanpa bumbu percintaan yang berlebihan. Mampu menggambarkan depresi tanpa aku harus kasihan apalagi sinis, menggambarkan jatuh cinta tanpa kegombalan yang memuakkan.

Ada juga catatan sejarah brownies, beberapa resep brownies dan tips membuat brownies serta secret ingredient brownies supaya nikmattttt..hehehe (sumpeh lo, gw ndak bakal nyoba resep-resep itu! ehm Maap yaa...Fira!)

Aku tidak punya saran apakah lebih baik kamu pilih membaca novel ato menonton film dulu? Mungkin karna mudah dicerna, filmnya juga pasti kurang lebih sama.

Jumat, 25 Maret 2005

The Passion of the Christ.

Sebuah film yang menggambarkan prosesi penyaliban Yesus, mulai doa di taman Getsemani hingga kebangkitan pada hari ke-3. Aku tuh nonton setelah setahun setelah peluncurannya.

<>Mengapa?

Hmmm, because of one untouchable reason: I was not ready.

<>Tanggal 25 maret lalu, TPOTC di tayangkan Trans TV (thanks Trans TV) tanpa iklan sama sekali. Dengar-dengar untuk iklan yang tidak tersiarkan, harus dibayar 100 juta gitu, and How mighty You my Lord, ada yang mau bayar untuk itu! Waw........luar biasa.

Semua berkumpul di ruang keluarga dan menonton bersama.

<>Setiap adegan digambarkan dengan sangat apik, ditayangkan dengan sistem slow-motion. Setiap gerakan dapat ditangkap mata dengan jelas dan sinyalnya sangat jelas diterima oleh otak. Sebuah karya yang dapat menjelaskan dan menggambarkan situasi pada saat itu, disetiap sikuen memberikan informasi yang selama ini hanya aku baca dari Bibel.

Diakhir tayangan, aku bergumam, film ini tidak akan selesai jika dikerjakan dengan pikiran manusia saja. Aku percaya, Mel Gibson pasti sudah bergumul panjang, berkomunikasi dengan Allah untuk maha karya ini; tentang Skenario (plot flash-back yang apik), pemilihan aktor dan aktris, setting, lokasi syuting, properti dan banyak lagi.

<>Sungguh, Allah dimuliakan!

Now, I’m ready my LORD.

[jauh sebelum ada film ini, aku pernah baca buku ‘kain kafan’. Aku lupa dapat dari mana, dipinjamkan ato dari perpustakaan gitu. Wah aku bener-bener lupa. Dibuku itu dijelaskan tentang polemik sebuah kain kafan yang diduga adalah kain kafan yang dipakai Yesus. Pada kain itu terlihat jelas postur tubuh mayat yang pernah dibalutnya.

Kain itu diuji dan dianalisis dengan berbagai metoda, baik fisika, kimia dan biologi. Yang aku ingat adalah penjelasan bahwa siapapun yang pernah dibalut dengan kain itu, kain kafan itu tidak terlePas secara ‘biasa’ dari tubuhnya. Sebab dari uji kimia, tidak diperoleh bekas kegiatan ‘pengelupasan’, dari uji fisik dijelaskan, jika ada bekas seperti yang terekam di kain tersebut, maka terlepasnya tubuh dari kain membutuhkan kecepatan secepat cahaya.]

FUIHHHH!!!

2 minggu ini berlalu sangat cepat, setiap hari berlalu tanpa meninggalkan jejak.

Di mulai dari pengiriman application form ke NUS, Toefl yang selalu dikaji, siang dan malam. Ditambah lagi dengan rapat kerja 2 hari di Kaliurang. Persiapan pesta sie wanita [gw sekretarisnya gitu loh!] Ujian tengah semester selama 2 minggu juga berlalu. Tinggalkan koreksian yang buanyak [numpuk].

What a life!

Wednesday, March 16, 2005

RAPAT

Salah satu agenda yang tidak bisa dihindari adalah RAPAT.

Ingat pertama kali ikutan 'rapat' pada waktu SD, semacam rapat untuk hari anak, trus aku diminta untuk mengurusi acara kebersihan antar kelas! Lalu ketika SMP, acara rapat itu semakin sering; Rapat OSIS, Pramuka, PKS, Rapat Kelas, dan paling sering rapat "geng" [hallo wanti!]. Waktu duduk di bangku SMA, aku mulai menghindari yang namanya RAPAT, I thought that I had to spend my time more efficient than sit there, heard everybody talked and soon and soon. Membicarakan atas nama demokrasi, mendengarkan atas nama musyawarah.

Kuliah? hehehe...rapat diantara angkatan kami tidak pernah berjalan dengan formal, sepertinya itu bukan rapat, hanya berkumpul dan berdiskusi. Hasilnya langsung dikerjakan. Makanya aku tuh ndak heran sama sekali, klo angkatanku ndak ada yang ber'minat' menjadi ketua HM.

Nah...terasanya waktu kerja. Rapat menjadi agenda sehari-hari. Macem-macem, bisa menghasilkan list yang panjang jika di tulis. Untunglah, suasana rapat di kantor tidak pernah formal dan kaku. Selalu saja penuh tawa dan canda, seperti tidak ada masalah pelik. Walaupun begitu, aku tuh masih tetap agak allergi dengan rapat.

Mendengar kata RAPAT, aku langsung membayangkan ruangan dengan meja dan kursi yang disusun sedemikian rupa. Di atas meja masing-masing sudah terletak bahan yang didiskusikan. Ada snack dan minuman diantara bahan rapat. Suhu ruangan yang diatur sedemikian rupa, supaya nyaman. Skumpulan orang akan saling mengajukan pendapat dan mendiskusikan semuanya.

Selalu begitu....
ya...aku tau rapat itu penting, terutama untuk sosialisasi, pengajuan program, pengambilan keputusan atas nama musyawarah mufakat.
Tapi, tetap saja: rapat seems like wasting time for me.
Sorry.....I really-really sorry, if you do not agree with me.

*berat langkah untuk RAKER TEKNIK, 16-17 Maret 2005*

Tuesday, March 15, 2005

Setelah beberapa waktu yang lalu aku merasa segala sesuatu bisa dimengerti dengan alasan lumrah, akhirnya tiba juga saatnya aku komentar!

SATU
Persoalan dengan Malaysia, persengketaan batas wilayah yang berlarut-larut, 45 tahun yang tak kunjung terselesaikan. Lihatlah apa hasilnya, Pulau Ligitan dan Sipadan telah diklaim milik Malaysia dan di syahkan oleh Pengadian dunia.
Kini Ambalat juga jadi permasalahan yang sangat memicu amarah bangsa Indonesia. Hal ini bisa dilihat dengan banyaknya aksi yang mengacungkan bendera yang bertuliskan 'ganyang malaysia'. Bahkan di Solo ada sekelompok orang yang sudah berlatih tenaga dalam dan menyatakan siap untuk menjadi relawan jika Negara membutuhkan tenaga mereka untuk mempertahankan Ambalat. *saat ini sangat banyak cara menunjukkan patriotisme*

Sebelum ini, persoalan TKI juga mewarnai hubungan Indonesia-Malaysia. Dominasi TKI illegal di Malaysia menunjukan betapa sistem di Negara kita ini buruk, sehingga sangat leluasa bagi mereka yang ingin mengais rejeki di negeri orang –Malaysia- berangkat dan bekerja tanpa ada dokumen yang otentik dan legal atas nama hukum.
Mengapa Malaysia memulangkan TKI illegal secara massal, dengan peringatan pertama, kedua dan pinalti, entah apa istilahnya: yang pasti ditangkap, dinasehati dan dipulangkan.
Mungkin saja karena Malaysia ingin menertibkan ‘orang-orang’ yang berada di Malaysia, baik warga Negara asli, keturunan, tenaga kerja luar negeri, pelajar dan mahasiswa asing.

Walau sudah diberi waktu yang cukup untuk ‘pulang kampung’, TKI tidak mudah meninggalkan ‘ladang’-nya; upah belum dibayar oleh tuan, masih betah di Malaysia, malu pulang tanpa hasil adalah sebagian dari alasan.

Harus jujur, sistem yang diterapkan oleh Negara kita sangat buruk dan sangat tidak menguntungkan bagi Malaysia khusus mengenai TKI Ilegal. Sedangkan Malaysia mampu melihat peluang dengan memanfaatkan sisten yang disorganized itu! Ya…caplok aja deh Ligitan dan Sipadan, diolah, dijadikan kawasan Wisata bahari dan THEY DID IT! Dan sekarang mau coba-coba lagi dengan Ambalat! O’ouuu, tidak!

Yang penting mungkin bukan bagaimana cara agar Ambalat tidak diambil oleh Malaysia, tapi lebih pada konsep penentuan kawasan regional yang disepakati oleh kedua Negara, di bawah hukum regional international. Sehingga kasus caplok-mencaplok bisa diselesaikan, dan diharapkan tidak terulang kembali di masa yang akan datang.


DUA
Illegal logging! Kayu yang sangat penting untuk paru-paru dunia ditebang dan dihargai dengan murah. Nilai sebatang pohon untuk kelestarian alam jauh lebih tinggi dari pada harga yang dibayarkan untuk sebatang kayu yang sudah ditebang.

Dan, lagi-lagi, beberapa kasus illegal logging ternyata melibatkan daerah perbatasan Indonesia dengan Malaysia…… hehehe…
Yap…lengkap sudah!
*padahal, yang pertama sekail diinspeksi adalah Papua*

Tangkap pelaku Illegal Logging, itu perintah dari bapak Presiden. Tanpa melihat apakah dia masyarakat sipil biasa ato aparat! Tangkap saja. RCTI, beberapa waktu lalu menayangkan liputan ekslusif mengenai illegal logging di perbatasan. Hingga sekarang memicu koran nasional menjadikan issue ini menjadi head-line! Tapi higga sekarang, belum ada aparat yang di’duga’ menjadi backing illegal logging ditahan.

Hingga terdengar cibiran, ‘ini kebiasaan, mengalihkan perhatian masyarakat agar lupa akan kenaikan BBM dan tuntutan kenaikan gaji DPR’
Hehehe…..

TIGA
Sebuah tulisan di Koran Nasional, sangat kritis. Saya coba menjabarkan dengan kata-kata sendiri; Masyarakat Indonesia sangat nrimo, pasrah pada arahan pemerintah, tanpa ada penolakan. Dimana di dunia ini yang masyarakatnya adem-adem aja walo setiap tahun pasti dihantui penyakit Deman Berdarah [yang selalu memakan banyak korban], dimana di dunia ini yang masyarakatnya adem-adem aja walo sudah pasti harus merasakan ‘banjir-wajib’ setiap tahunnya, yang merasakan ‘wajib macet’ setiap hari, yang merasakan ‘wajib-pajak’ tanpa terlihat hasilnya.
Dimana? Ayoooo dimana coba…
Ya..di Indonesia.
Hehehehe…..

EMPAT
Kasus Munir?
Auk-ah gelap….. cuman secuplik berita yang tidak terlalu detail!

Ya…akhirnya ya…ndak isa komentar lagi!

Saturday, March 12, 2005

Pancaroba: FLU

Why my body doesn’t work like it supposed to be?
Yah…. Selamat datang FLU. Tubuhku menerimamu selayaknya tamu, karna dia lemah dan tidak sanggup melawanmu!

Flu ini sudah mendekat sejak seminggu yang lalu, namum baru sekarang masuk fase ‘parah’. Harusnya, begitu Flu mulai menyerang, sebaiknya kita langsung istirahat. Jangan bekerja terlalu berat, hingga larut malam. So, si flu tidak terlalu parah dan perlahan tapi pasti akan sembuh. Waktu yang dibutuhkan juga hanya 1-3 hari.

Hanya saja, -pembelaan diri-, Minggu ini adalah Mid Semester, dan aku perlu membuat ujian untuk mereka. Membuat soal kan lebih sulit dari pada menjawab. Beberapa kriteri harus dipenuhi oleh sol, misalnya: menggunakan kata-kata yang tidak ‘double meanings’, jumlah soal yang pas untuk waktu pengerjaan 1.5 jam, memcoba untuk menggunakan Question Word: Why, How, describing answer, essay answer, and paper –for some subjects-. Nah…lemburlah aku! Hingga si FLU menjadi sangat kuat mengalahkanku, yang sebenarnya sudah dijejeli dengan EsterC, high calcium milk, Regal Biscuit.

Sekarang, aku harus ke dokter. Kudu….walo dengan konsekuensi: minum pil pahit 3x sehari.
--huanghing.......uaciiiiihhhh........-- aku mulai menebar virus ini lagi. Jangan dekat-dekat, entar kalian ketularan.

Thursday, March 10, 2005

all my days: I

01. BAWA KAMERA; kadang ada 'peristiwa' yang pengen kita shot, bisa untuk kenangan, untuk bahan ajar, ato sekedar eksperimen. Ada 2 jenis kamera yang aku pake, satunya manual {minolta], yang satunya digital [fuji & konica minolta]. Masih belajar sih, tapi selalu aja bawa, minimal konica minolta, soale kecil.

02. NGELUS RAMBUT; sayang-sayang deh...rambutku yang panjang tak potong, tinggal sebahu. Selesai di potong, langsung menyesal, hingga kini (udah seminggu), masih terasa sesal!

03. LATIHAN TOEFL; hiks--ini untuk masa depan. Selalu menyemangati diri! hayooo belajar!

04. YM, weh...tiada hari tanpa YM, abis ada pipit yang lagi UK, ada mas Dito yang lagi di India, ada Arief yang lagi Malaysia (-mungkin-lagi berjuang mempertahankan perbatasan, ada Dyah di Ohio, ada Linda di UNDP, ada mbak Shinta di CHC, ada pak Antok di lantai 1, ada mbak Othie di perpus....waduh...buanyak...

05. COFFEE; please.....

06. INTERNET, paduan yang sangat nikmat dengan secangkir kopi panas...

Wednesday, March 09, 2005

TOEFL

Ya... sama seperti semua orang, kalo mau studi di luar kudu ujian kemampuan bahasa Inggris! Ada buanyak macamnya test itu, salah satunya TOEFL.
AKu kenal pertama kali tes ini pada waktu ujian masuk ke UKDW, salah satu alasan aku dipilih dari sekian calon adalah nilai toefl-ku terbaik, walo masih S1 [2 calon yang laen S2 bo']. Hihihi.... trus tes lagi pas mau diangkat jadi pegawai tetap! Trus nemenin cnuq ujian, dan terkahir nemenin Budsus ujian.

Saat ini aku sangat intensive belajar, sampe privat segala. Ibu guru-ku orangnya baik hati, mampu menjawab semua pertanyaanku, ketidak-mengertianku juga paham akan sifat bosan, malas dan cerobohku. hehehe... dia guru yang sempurna untuk orang se-bebal aku! Namanya Miss Veronica.

Setiap Selasa dan Rabu aku harus duduk di depan Miss Veronica dan bahan-bahan toefl selama 2 jam. Setiap 10 menit mengerjakan 10 hingga 15 soal. Tujuannya untuk menguji waktu dan membiasakan untuk cepat membaca, mendengar, menganalisa dan memutuskan jawaban yang tepat! Setiap kali pertemuan, aku langsung lemes. Capek bo' serasa mengikuti pertandingan catur manca-negara, berpikir sistematik, terarah, cepat dan tepat.

Banyak persiapan yang sudah kulakukan untuk mampu berbahasa inggris dan -terutama- TOEFL! Belajar di Sanata Dharma, selalu mendapatkan peringkat 3 terbaik. Ikut lomba menulis juga, dapat hadiah juara I, hehehehe.... Beli berbagai macam kamus -bajakan...stttt- pocket hingga yang tebalnya amit-amit. Nulis call for paper in English please. Speaking English with friends, expecially CNUQ... menyenangkan deh!

Tapi hingga sekarang kok ya masih kurang percaya diri, masih suka ragu-ragu, terperdaya oleh TOEFL. Soal ujian yang paling licik itu Toefl -menurutku-.

Atau, ada yang punya saran? Please...please...I need help

Tuesday, March 08, 2005

Antcolony

street art: MURAL

Monday, March 07, 2005

Lumrah-lumrah saja

Sekarang rumah diramaikan oleh Bu Ti yang selalu datang jam setengah tujuh pagi. Bu Ti membantu kami berbenah rumah, hal yang sebetulnya bisa kami kerjakan setiap hati tanpa kesulitan. Selain berbenah rumah, Bu Ti juga membantu mecuci pakaian dan menyetrika. Alasan mengapa ada Bu Ti, bukanlah karena bebenah rumah dan mencuci, tetapi menyetrika.
Menyetrika, merapikan pakaian bersih-kering dengan mengilas pakaian dengan alat yang panas dan berat (….????...). Supaya licin dan rapi, pakaian disetrika mulai bagian kerah, lengan, bagian belakang dan depan. Huih…..membayangkannya saja capek, apalagi ngerjain! Capek deh pokoknya. Momok bagiku dan Depete adalah MENYETRIKA! Dan penyelesaiannya adalah----ttaaaddaaaa--- BU TI. Cuman Bu Ti ndak mau kalo hanya nyetrika saja, ya udah, bebenah rumah dan nyuci sekalian sudah menjadi tanggungjawabnya.
Masak…itu masih tanggungjawabku! Tenang saja, semua orang di rumah hanya punya 2 kriteria makanan: enak dan enaaakkk sekali! Asal gurih dan pedas….pasti abisss.
Pagi ini, roh-ku belum penuh hinggap ke raga, bu Ti sudah datang, menyapa akrab, ‘pagi bu…..’ hehehe…dia selalu berekspresi bahagia.
Sambil masak pagi, aku ngobrol dengan bu Ti, yang sedang mencuci pakaian.
‘Bu Ti tadi malem lihat kebakaran?’
‘Iya, buanyak kok Bu yang nonton.’
‘katanya banyak barang yang dicuri.’
‘Begitu pintu depan tokonya dibuka, langsung diserbu orang Bu. Bukan membantu, malah menyelamatkan barang ke rumah masing2! Bu ember biru dimana?’
‘Di sini Bu Ti, dapur bocor pas hujan malem minggu.’
‘Iya, Bu, pas hujan saya ada di RS Bethesda. Kemanakan saya meninggal, masih umur sebulan?’
‘OO….inallilahi. kenapa Bu?’
‘Keracunan air ketuban ibunya. Sekarang itu rumah sakit menakutkan ya Bu. Orang sehat bisa sakit di sana! Yang sakit malah mati! Malpraktek koyo-e wis lumrah!!’
Aku diam saja walau aku setuju dengan dia. Semua sudah biasa di Indonesia, lumrah adanya jika demam berdarah selalu mewabah diakhir tahun, lumrah juga kalo kecelakaan pesawat dan KA terjadi, ya harap maklum klo lapangan golf lebih penting dari pada konservasi air danau Toba, jangan protes jika BBM naik atas nama subsidi pendidikan, diam sajalah jika perguruan tinggi negeri semakin tidak terjangkau, sudah nasip jika tsunami menerjang sebagian wilayah barat Sumatra dan ya..selumrah gaji DPR yang harus dinaikkan, sekalian dengan tunjangannya, sama saja dengan siaran TV yang hingga kini masih mengumbar kekerasan, mistik dan kemewahan!
Jangan heran kalo TKI illegal selalu ada, karena hidup disini penuh dengan ke-lumrahan. Apalagi dengan pulau yang selama ini di’biar’kan, lumrah to klo dicamplok orang lain!
Dari ruang tengah, Depete membaca koran nasional sambil minum teh, melalap informasi yang kadang tidak memuaskan baginya. Komentarnya tidak pernah usai, mulai dari pulau yang dicaplok hingga sepak bola.
Aku tetap diam, karna ‘itu’ juga lumrah.

Saturday, March 05, 2005

Tan Swie Hian

Quoted from Tan Swie Hian, Singapore Art Museum

A book of fiction may be translated into a theatre performance, a song sung into a sculpture and calligraphy work done with every stroke as a dance step.

To me, the humming bird is a fine symbol for the free mind. It flies up, down, sideways, forwards and backgrounds. It helicopters and suspends it self in mid-air to perform aerobatic feats with a pioneer or a lead.

The visual world inspires me to create sounds, smells or texture may also inspire me whether I am given oil paint, Chinese ink, acrylic paint, clay or pencil. I create, from the smells poetry anthology to the longest literary compilation; I create, from a little ant to mighty mountain. I create, regardless of time and space. I am neither daunted nor restrained by the size or complexity of the undertaking.

Friday, March 04, 2005

MAHAL-hahahah-kapok!

Telpon selular sangat membantu komunikasi. Kapan dan dimana pun selama pulsa, sinyal dan batre masih ada, anda bisa dihubungi dan menghubungi siapapun jua yang memiliki telpon selular. Dulu...dulu...sekali, komunikasi dengan telpon hanya 1 atu 2 kali seminggu dengan Depete. Lalu meningkat setelah adanya PAGER, dan sekarang semakin intensive setelah adanya GSM. Berbagai fasilitas ada disana, bisa dengan SMS atau berbicara langsung.

Kemudahan ini harus dibayar! Terkadang dengan harga yang lumayan mahal. Seperti bulan ini, aku harus membayar enam ratus empat puluh ribu lebih untuk penggunaan telpon selama di Singapore! Wadoh....... GSM nasional di pake di luar ternyata menghasilkan timbunan tagihan yang luar biasa!

Aduh...bulan ini menu hanya tahu-telur-tempe-tahu-telur-tempe...[ssst.depete, siap-siap prihatin]

Mungkin Dyah punya resep murah tapi enaaakkkk...tak tunggu D....

suatu hari di berbagai tempat

Perjalanan hari itu penuh perubahan. Suasana satu tempat dengan tempat yang lain sangat berbeda. Pertama: Studio Ijo yang penuh dengan maket tropical architecture details yang sangat menarik, dengan skala 1:20, tersaji rapi dan informative {bravo cah SPA2]. Kedua: Toko sepatu kulit di kawasan Manding Bantul, terdengar tawar-menawar yang cukup alot, ketukan di kalkulator semakin keras dan semakin lama, percakapan semakin akrab dan deal! Harga cocok, barang-barang diangkut ke mobil. Ketiga: Sebuah warung makan di kawasan Nologaten, gazebo bambu, riuh acara ulang tahun dan sambel pedas yang nikmat! Keempat: ruangan putih dan sosok terbaring lemahn, dengan perlengkapan medis canggih. Sebuah monitor yang menunjukan ritme kerja jantung, selang berseliweran; dari hidung, dada, mulut. Tubuh diselimuti dengan kain penghangat, ditempeli dengan berbagai perekat guna mendeteksi kinerja tubuh. Hidung ditutup dengan peralatan pembantu pernafasan. Terdengar nafas yang tertatih-tatih meniti detik ke detik. Monitor berubah warna, cairan hitam keluar dari mulutn, DAN vonis pun dijatuhkan! Dia sudah meninggal dunia.
Seorang pengajar di Antropologi USU, sedang mengerjakan disertasi S3 di Fakultas Sastra UGM, baru saja menyelesaikan penelitian bersama teman-temannnya tentang NIAS [salah satu daerah yang terkena Tsunami]. Bapak 3 orang anak, 2 perempuan dan 1 laki-laki, dan suami dari satu orang istri.
Penyakit sangt kompak menggerogoti tubuhnya, usus, empedu, ginjal adalah yang terparah. Operasi-demi-operasi dilalui, sakit bukan kepalang ditahan sendiri. Setelah perjuangan panjang, dia sembuh, disamping ILAHI.

Selamat Jalan BAPAUDA JONI PURBA

Tuesday, March 01, 2005

Ine-Depete-Pasqualica

BAnG ANtoN Pulang KamPung

Rencana pulang kampong halaman selalu menyenangkan! Wajah-wajah sanak family sudah menari-nari di pelupuk mata, menyambut kedatangan kita. Kerinduan yang terpendam dapat diluapkan.

Itulah yang sedang dihadapi oleh Bang Janianton dan keluarganya. Siang ini mereka berangkat ke Medan dengan ADAM AIR, dan akan berada disana selama 2 minggu.

Koper-koper tersusun dengan rapi, dan koper yang paling besar untuk Pasqualica, maklum batita, banyak sekali perlengkapannya. Mulai popok instant hingga makanan instant serta wadah-wadahnya yang lucu-lucu.

Menyusun perlengkapan ‘perang’ 2 minggu itu dibutuhkan berjam-jam. Setelah ditumpuk, kadang teringat satu barang yang seharusnya ikut di dalam koper, kadang harus membongkar kembali isi koper yang sudah disusun rapi. Demikian berulang-ulang, hingga koper semakin penuh, tambah koper baru lagi, tambah tas jinjing dan beberapa kresek! Huah…buanyak buanget ya, kayak persiapan pindahan anak kost aja.

Rumah hanya dijaga mbak Odah. Kakak membeli perlengkapan pangan Odah selama mereka tinggalkan. Ada beras, beberapa macem ikan segar, beberapa makanan kaleng, susu dan mie instant. Kulkas penuh dengan kebutuhan Odah.

Dengan situasi yang demikian, rasanya 2 minggu itu lama sekali. Persiapan pulang dengan lama tinggal di kampong membutuhkan waktu yang sama. Wadu-duh…sampe detik terakhir mengunci koper, masih saja mikir ‘masih ada yang tertinggal gak ya?’.

Aku dan Depete akan kehilangan tawa ceria Ine dan Pasqual. Mungkin nanti ketemu 2 minggu lagi, Pasqual akan lebih besar lagi! Mhmmmm 2 minggu jadi lama ya rasanya.