Friday, February 11, 2005

PA Pithiks 2005 [kedua]

Klik ini dulu ya..
*11 Feb 2005; 13:26: Cnuq kecelakaan. Ban depan meletus. Dia dikost sekarang.*

SMS itu ku terima dari mbak Othie. Kaget bercampur aduk dengan rasa sakit di dada! Langsung ke dial no HP Cnuq!
“Hallo Ce, kamu baik-baik ajah”
“Iya, udah diobatin kok, udah ndak pa-pa, Meng!”
“Eala Ce…..kamu pasti ngebut to? Jatuh dimana?”
“Dijalan…..”
“Iya…tau! Mosok di kasur!”
“Di jalan raya…..”
“Di jalan raya mana??!!!”
“Dijalan Prambanan-Yogya”
“La…ngapaian lewat sana?”
“Baru pulang dari Ungaran…”
“O…ya wis, istirahat ya…take care…”

Ugh….aku takut kehilangan, takut kehilangan lagi. Luka kemarin kehilangan mas Wahyu belum sembuh!

Selasa, 8 Feb 05, Pithik PA di rumah Om Jack! Minus PDT plus om baru gw, namanya Pak Hendro! Seorang lelaki dewasa, pemikir logis, bertindak taktis dan pecinta musik. Pak Hendro menjadi pahlawan hari itu, menjemput kami semua! Dengan Toyota CRV-nya kami belanja dulu sebelum ke rumah Om Jack. Cnuq mengeluh sakit perut. Setiap kali tertawa, dia pasti meringis. Biasa paling telat makan siang tadi.

Kali ini, kami pengen makan mie tok-tok yang lewat setiap jam 8 malem di depan rumah Om Jack, plus pisang bakar ala Budsus! Aku beli 2 botol coca-cola, Cnuq beli es krim walls 2in1, Pak Hendro beli walls selection blueberry!

Sampai di rumah Om Jack, kami langsung mengusilin Jack Junior, Noel… yang mirip betul dengan bapaknya! Puas menoel-noel Noel, aku membuka Alkitab, siap-siap mau PA. Tapi apa yang terjadi?! Tok-tok-tok-tok-TOK-TOK-TOK!!!! Si mie tok-tok lewat, dengan bergegas mbak Othie lari keluar mengejar si mie tok-tok, dengan semangat!

“Meng lu mo pesen apa?” tanya mbak Othie setelah kususul ke teras depan.
“Mie-hun kuah, pedes asin!”
“Hendro pesen apa? Budsus mau apa? O mie-hun goreng.”
“Ce…ndak usah aja ya….perutnya masih sakit!”
“Meng-meng, aku pesen mie-hun kuah, ndak pedes…. Aku harus maem Meng, sakit yo sakit-o, maem yo maem-o!”

Aku, mbak Othie dan pak Hendro memesan makanan, Budsus dan Cnuq sibuk bikin pisang bakar, ditabur messes dan keju. Om Jack ndak mau pesen mie, bosan katanya.

Tak lama kemudian, pesanan mie datanglah. Kami, maksudnya aku, mbak Othie, dan Pak Hendro langsung maem. Nda nunggu-nunggu Cnuq, Budsus apalagi Om jack yang lagi mandi. Mhmmmm enak, nikmat nian. Mbak Ipam datang sambil nawarin cap-cay, ‘ini cap-cay paling enak sak pojok beteng!’ katanya berpromosi. Kami langsung aja ngembat si cap-cay, memang enak buangat!

Budsus dan Cnuq datang dengan sepiring besar pisang bakar. Coca-cola dikeluarkan beserta es krim, eh…ada nata de coco! Om Jack bergabung menggendong Noel. Kamipun makan bersama. Sambil cerita-cerita tentang pekerjaan, cita-cita, gossip dan issu; badai salah satunya. Pisang bakar, dicampur es krim ditabur nata de coco, mhmmm ini banana-split lokal!

Tiba-tiba, Cnuq berlari keluar, lalu terdengar suara ‘ddrrruuutttttt’!! “Waw…Cnuq, you’re so gassy” teriak mbak Othie. Wakakakakakakakak …….huahahahah….. Kami tertawa terpingkal-pingkal, Cnuq sudah sembuh dari sakit perutnya! Sunggu mudah menyembuhkannya, hanya dengan semangkok mie kuah hanget! Seharga 3000 perak!

Setelah perut terisi maksimal, makanan hampir tandas, kami duduk di tikar, mulai PA. Gitar yang pegang Cnuq dipetik-petik, ndak kepikir lagu yang akan dinyanyikan. Kekenyangan….bikin kami ndak bisa konsentrasi. Hehehe…. Akhirnya kami membaca kita Yeremia, dan di tutup doa oleh Om Jack. Ini lagu terakhirnya: Ku-Akan Setia

Selidiki aku, lihat hatiku!
Apakahku sungguh mengasihimu Yesus
Kau yang maha tahu, Kau melihat diriku
Tak ada yang tersembunyi dariMu.
Reff: tlah kulihat kebaikanMu yang tak pernah habis dihidupku
Ku berjuang hingga akhirnya
Kau dapati aku tetap setia.

Semua kenyang, riang, terutama Cnuq yang sembuh dari sakit perutnya.

***Do I wrong, if I’m afraid of losing them?***

No comments: