Thursday, July 29, 2004

BERFIKIR & MENIKAH

Berfikir sudah menjadi kegiatan sehati-hari manusia. Tidak perlu mengeluarkan kata-kata, cukup dengan lintasan khayal sudah dikatakan sedang berfikir. Jika sudah tidak mampu lagi berfikir, kita bisa meragukan apakah dia mampu mencerna lingkungannya dengan baik dalam perbuatan.

Dari kegiatan berfikir itu, diantaranya ada yang liar, khayalan kosong sekedar menyenangkan hati, tapi kadang ada ide yang cemerlang, yang membutuhkan perlengkapan dan kemampuan otak pada tahap berikutnya. Ide cemerlang biasanya menimbulkan hasrat untuk mewujudkannya, yang kita kenal dengan Visi. Dalam pencapaiannya, kita menyusun strategi, yang kita sebut dengan Misi.

Namun adakalanya rencana yang sudah kita susun dengan strategi yang matang bisa bubrah hanya karena kesalahan kecil saja. Misalnya, seperti hari ini, saya ingin lembur pekerjaan laporan studi tamansari dan shopping, dan rencana itu tidak terlaksana dengan baik hanya karna AC mobil kantor!

Loh kok bisa?! Ya bisa saja, siang tadi harus ke seturan bareng Pak Tom untuk survey ruangan untuk lokakarya. Udara jogja sangat panas, panas sekali. Begitu masuk ke mobil, AC-nya menyala dengan sangat kencang dan mengarah ke ubun-ubunku. AC tidak segera ku pindah arah, karena aku harus menerima barang-barang yang akan dibawa ke seturan.

Hasilnya, kepalaku nyut-nyut, pusing bukan main. Pengen mumun juga neh...

Maklum, ndeso, gak kuat ama AC.

Dan sekarang tidak bisa lembur, hilanglah waktu kerjaku 5 jam. Untung –hik orang indonesia banget- ada Ferro ama Artha yang mengerjain skema, cadd, dll.

Terkadang Visinya juga udah jelas, Misinya yang masih penuh tanya.

Contohnya, menikah. Menikah adalah perkataan yang lebih tepatnya permohonan orangtuaku yang hingga sekarang masih pada tahapan ‘proses’.

Dengan logika yang sangat dikedepankan, aku dan orangtua berdiskusi dan berdebat tentang waktu yang tepat untuk menikah! Sebuah komunikasi yang baik menurutku, karena hasilnya sangat demokratis. Bapak mengerti apa konsepku tentang pernikahn dan menerimanya. Ibuku lebih lagi, maklum Mama dibesarkan dikeluarga yang sangat demokratis. Senang dan bangga, karna aku punya orang tua yang punya pemikiran ke depan, mengerti ‘masalah’ orang muda.

Tapi semuanya bubrah, hanya karena ARISAN!

That small community give some advices to my parents, the way how to push me to get married as soon as possible!

And they practise all they advice, and it really burning me...

Kenapa kamu menikah? Karna aku berfikir, aku harus menikah!

Itu saja....

Maksudnya: jangan banyak tanya dulu!!!

Wednesday, July 28, 2004

mati lampu

Life is full of surprises!

The burning of my bording house’s electric is a surprise for today.

Monday, July 26, 2004

GGRRRHHHH

Setiapkali abis marah...pasti ada rasa sesal....
Sekarang ini seiring dengan berjalannya proses, yang menjadi sasaran amarahku adalah orang yang berbohong...*yang lain2 aku cendrung gak pedulian*

Sekuat tenaga dan pikiran aku akan menahan diri.

Caranya:
satu: minum air putih banyak-banyak lalu menghela napas panjang-panjaanngg.
dua: memejamkan mata sekitar 30 detik
tiga: dinner yang enak, seperti di cak koting...bebek goreng plus sambel pedesss ..
empat: bersujud doa lalu tidur...
lima: kalo gak bisa langsung tidur *masih empet*, baca komik, Buku Fira Basuki ato Ayu Utami. (terutama parasit lajang)

see...selama setengah tahun ini aku baru marah yang gak bisa ditahan pada Ratu dan Anne.
abis itu [jujur] menyesal!

Sunday, July 25, 2004

TABLE MANNER

Hari Minggu yang lalu aku belajar makan ala western. TABLE MANNER. Seru aja, soalnya dengan 45rb rupiah dapet pelajaran 'makan' dapet makanan komplet, mulai appetizer, main course ampe dessert.

Mulainya acaranya sih ngaret 1 jam, -aku sendiri ngaret 20 menit, in the rush dari gereja-. Pelajaran pertama berupa ceramah, tentang tata cara dan sopan santun di dinner formil.
Perut lapar, tapi masih juga di`ceramahi` dengan berbagai teori 'makan'. Akhirnya acara utamanya coming.....makan dengan mempraktekkan teori tadi!

Lumayan lama juga makannya...mulai dari hidangan pembuka hingga penutup, 1.5 jam-an.. ternyata susah juga...

Budaya lain....selalu menarik....
sama seperti makanannya...

iya ndak...
-imel-

Thursday, July 22, 2004

kantorku rumahku

Sehari-hari aku menghabiskan waktu di ruang kerjaku, disalah satu pojok di kantor fakultas teknik lantai 2. Luas teritoriku 2x2 m dari total ruangan 6x7 m. Ada sebuah meja kerja warna abu-abu dan kursi berwarna coklat muda, sangat tidak matching warnanya, tapi nyaman untuk bekerja. Tempat aku meletakkan semua perlengkapan bekerja.

Dinding pembatasnya partisi kayu yang diberi profil kuning dan ijo tua. Partisi ku tempeli dengan print-an fotoku, DePeTe, ferro dan foto bersama Artha, aku dan Dadit. Ada Panil item tempat nempel agihan pekerjaan, dead-line kata-kata bijak.

Ada meja komputer, yang diatasnya kertas hasil koreksian semester lalu, buku yang harus dibaca untuk persiapan pengajaran semester depan, kotak berisi charger laptop dan handphone dan mouse rusak...
Ada tanggalan ukdw, lengkap dengan hari liburnya, 1 rak dan 2 lemari kecil, yang diisi dengan buku, maket, kertas file binder.
Ada botol aqua, pensil warna, kotak pensil, dan sebuah printer tua (BJ210SP).
The best part adalah kabel LAN internet, yang tinggal colok langsung bisa menjelajah cyber space....gratis....

Setiap sore, mahasiswa yang bantuin penelitian datang dan bekerja disini, dan ruangan akan penuh dengan makanan dan minuman...
Dulu ada Luci dan Eby, sekarang ada Artha, Ferro, Dadit, Cai dan Nia. Banyak bekerja berarti banyak canda...ruangan rame trus ampe malam hari. Padahal ada rumor, dipojokan ada 'mbak', yang bikin serasa ikut uji nyali...

Tetangga ada juga, didepan ada Pak Monang, biasa kupanggil dengan 'abang' Monang, dan ada Pak Greg, sebelah kiri ada Pak Eddy dan Pak Setyo, diujung satunya, yang selalu sepi ada meja Bu Lusia.....
Meja yang selalu rapi itu meja pak Eddy, Pak Setyo dan Bu Lusia...mungkin karena umur, mereka lebih telaten dan rapi, sedang mejaku, pak Monang dan Pak Greg....mhmmmm...brantakan abis....

Ruangan ini bertetangga dengan ruangan dosen TI, mereka banyak jadi ndak usah disebut satu-persatu.... Ada beberapa dari mereka yang sering menyambangiku ke pojokan ini, untuk sekedar say hallo in English, try to speak English, making jokes in English and loughing our self coz we always do mistakes.... Mereka adalah PeWeYe, Mbak Othie, Cnuq, om Jack dan Budsus. Kadang sharing, berkeluh kesah, ngatain orang, ngitung duwit yang sudah menipis pada tanggal tertentu, janjian persekutuan pithik...ya..kami yang tergabung di-pithik...ada yang terlupa, mas D, tapi dia jarang nyambangi...maklum kantornya di PTPM, jadi jarang ya ke sini...[I understand kok].

Dilantai 1 adalah ruang para pejabat, administrasi, perpustakaan, ruang rapat dan DAPUR dengan kompor gas cilik, wajan cilik, semua-mua cilik... Nah disini kami bisa masak indomie...sekarang mie sedap ding....seru aja... Trus ada kulkas juga, hibah dari pak Katon, belum banyak yang berani ngisi, takut ilang malah bikin rame...

Trus kamar mandi/WC. hari pertama masuk kerja disini, 3 tahun yang lalu, udah langsung 'nyetor'...ha-ha, memalukan, tapi bu Ning bilang itu tandanya cocok... dan memang cocok ampe sekarang... Mandi di kantor, pernah tuh, pas air di kost gak ngalir karna kemarau panjang.

Nyaman deh...lengkap dan komplet.

Friday, July 16, 2004

SAHABAT SEJATI

*TIDAK ADA SAHABAT SEJATI, YANG ADA HANYA KEPENTINGAN*


Ugh?! Itu salah satu kalimat pada posting blog yang baru saja gw baca...

Masa sih.... mhmmm tapi ada benernya juga, mhmmmm ndak sepenuhnya bener, 40 benar 60 salah.....auk ah...

A friend can come and go easily, and friendship should be last forever. Should be...if not???

Cuplikan dari Sang Musafir, Kahlil Gibran

DUA PEMBURU

Pada suatu hari di bulan Mei, Suka dan Duka bertemu ditepi telaga. Keduanya saling memberi salam, lalu duduk dekat air yang tenang sambil bercakap-cakap.

Si Suka berbicara tentang keindahan dunia ini, tentang keajaiban yang dilihatnya sehari-hari di hutan dan di bukit dan tentang nyanyian yang tersengar kala fajar dan senja.

Duka pun berbicara; ia melihat dan mengetahui semua yang dikatakan oleh Suka, karena ia dapat merasakan pesona dan saat yang serba indah itu. Duka pandai sekali melukiskan keindahan bulan Mei di ladang dan di bukit.

Keduanya lama bercakap-cakap dan dapat merasakan hal-hal yang dibicarakan.

Kebetulan, di seberang telaga lewatlah dua orang pemburu. Mereka memandang ke seberang dan salah seorang pemburu berkata,”Siapa sebenarnya kedua orang itu?” Temannya menyambut, “Engkau melihat dua orang? Aku hanya melihat seorang.”

Pemburu pertama berkatalagi,”tapi mereka itu dua orang.” Pemburu kedua menyangkal, “Yang tampak olehku hanya seorang dan banyangannya dalam air pun hanya satu.”

“Ah, tidak, mereka dua orang,” ujar pemburu pertama, “dan banyangan dalam air yang tenga juga dua orang.”

Tapi pemburu yang kedua menyambung, “Hanya satu yang kulihat.” Temannya menyangkal lagi, “Jelas, ada dua orang yang kulihat.”

Bahkan sampai sekarangpun seorang pemburu mengatakan pemburu lain penglihatannya ganda dan pemburu yang lain balik mengatakan,”temanku rabun.”

Jika suka=sahabat dan duka=kepentingan, maka ada tiga kemungkinan, hanya melihat 1 sisi saja, bisa hanya sahabat dan bisa hanya kepentingan, sedangkan gw melihatnya dari dua sisi yang saling mendukung.

Let me think....do I have best friends?

Mhmm ada beberapa sahabat yang aku bisa jujur dengan mereka juga, menjadi Imelda yang apa adanya dan mereka menerimanya, tidak khawatir dengan penolakan, bisa menerima kritikanku dan bisa kuterima kritikannya.

ADE, lengkapnya Ade Theresia Saragih

Temen SD, SMP, SMA, Kuliah pas di FISIP....[hiks I miss her....] tau segalanya tentang masa sekolahku, kecongkakanku, kebengalanku, kebodohanku, semuanya... kapan gw jatuh cinta, warna kesukaan dan dia kuijinkan untuk membaca puisi bodohku...[*gw gak pernah loh ngasih orang lain baca kalo puisi itu betul-betul akan kusimpan ke dalam kotak ajaibku*]. Tau aja hadiah yang gw inginin [makasi ya De...] Mau jadi recycle bin...Rajin nyatet, tapi tulisannya kecil-kecil. *nah ini sahabat ato kepentingan, bedanya tipis kan*

RENY, INA [Yosephina]

Temen begaul pas SMA, hihi...inget pas pertama kali coba bolos, dan gagal total... ora iso manjat pager, roknya itu loh.... Mereka memberi pelajaran mendekati cowok dan sumpah gak pernah berhasil...hi-hi-hi...memalukan kalo inget nitip-nitip salam di radio. Duh noraknya....*nyang ini kepentingan untuk bersahabat, puber-puber...*

PANDAWA LIMA, [Lissa, Ninis, Ratih, Jessica dan Wini]

Sebagian waktuku bersama mereka selama kuliah di arsitek. Inget dulu bersama di setiap kerja kelompok, lembur, Lady’s night, membunuh waktu di jalanan, KP, skripsi, hingga wisudapun ada Lissa, Wini dan Ratih. Memberi spirit kalo lagi loyo, saling percaya dan tolong menolong, kadang ada konflik tapi selesai and no hurt feeling lah..... Roti bakar caritas dan es buah pangkuningratan, panik berat badan.....*sahabat dan kepentingan tidak terpisahkan, menjadi satu seperti air dengan susu, menyehatkan*

YOGA

Dia sahabat yang asyik, he makes alot of surprises and I understand his thought. He is my big brother. Gw inget aja kalo banyak area jogja ku kenal dari dia. Seneng jalan, ada Little Jenny yang selalu mogok...ha-ha-ha..... FKY tidak pernah tidak kita kunjungi. Eh iya kata temen-temen, terutama Sigit sang ketua angkatan, dulu gw digosipin jadian ama Yoga...ha-ha-ha...macak cih....*No comment la*

D, T, dan Tante K

Belajar banyak....dan banyak belajar......banyak hal yang bisa dishare, mulai yang serius sampe yang rada gila.... Pikiran yang sangat logis itu yang bikin kita bersama hingga sekarang. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Dengan mereka bertiga gw memulai tapak pertama di dunia kerja, berawal dari ruang 2x4 di ujung lantai 3 gedung Arsitek....ya..ruang Bu Sita.... *mereka sahabat sejati...*

DAVID GIRSANG

Cuma satu; sahabat sejati! Tidak ada kata lain. He always tries to understand all my thought. *great!!*

ANCEN

Ini sahabat shopping, dulu...muter 7x....no problemo! *sahabat ato kepentingan, sahabat ato kepentingan, sahabat...kepentingan....hmmm...sahabat......kepentingan.....sahabat.....kepentingan..... J *

PITHIK

Sahabat kantor, gw sangat mengasihi mereka semua. Pertumbuhan iman, belajar berpengharapan, mampu memaafkan, membuat gw semakin dewasa dalam kehidupan. *sahabat: they know my weakness coz I let them know!!!*

DePeTe

Ini sih orang yang gw ijinin mencintai gw...dan gw juga hingga sekarang diijinkan mencintai die. Dia sahabat, kekasih, kakak dan adik. Watak dan pola pikir yang berbeda mampu memicu api yang bisa membakar asmara bisa juga membakar amarah. Dia memberi warna yang beda, sangat kontras...

May be he’s the one who make my life more colourful....It’s a boring relationship if his personality's just like mine, don’t you Depete? Lets make a good compotition ya...*kepentingan sejati... kepentingan untuk melanjutkan asa, kepentingan untuk mencintai dan dicintai*

Sahabat adalah teman di kala suka dan menjadi saudara di kala duka. Ini berlaku timbal balik, tidak hanya dari 1 sisi saja. Jadi sahabat sejatiku ADA. They’re really exist. *lega hatiku*

Kepentingan adalah suatu usaha yang membuat seseorang menjadi lebih berarti. Gw berkepentingan ama elo karna gw nganggep lo memiliki arti khusus dan spesial buat gw.

Dan semua mereka mengerti kepentinganku, karna itu aku bersahabat dengan mereka dan sebaliknya...*ih bahasanya....kagak ngarti ya...*

Ada satu lagi, namanya JC....dia sahabat semua orang....

Thursday, July 15, 2004

Mandiri Dalam Kelompok

Bekerja sama dalam satu tim memang membutuhkan kekompakan dan kerja sama
yang solid. Tapi meski demikian, anda juga dituntut untuk mandiri di dalam
kelompok. Artinya, walau kerja tim, anda tidak boleh hanya mengandalkan
bantuan dan pertolongan rekan satu tim. Anda tetap harus memberikan
kontribusi pribadi bagi kepentingan kelompok.

Menjadi mandiri dalam kelompok kerja sama, dapat diupayakan dengan berbagai
cara:

Inisiatif

Bekerja sama bukan berarti anda cukup menunggu perintah ketua kelompok.
Kalau perlu lakukan apa saja yang dapat anda perbuat untuk kelompok tanpa
menanti perintah. Tentu saja asal anda tahu batas inisiatif yang jelas.
Selain itu, jangan ragu untuk menawarkan bantuan pada rekan yang
membutuhkan bantuan anda. Jangan lupa, inisiatif juga merupakan bagian dari
kontribusi pada kelompok.

Jangan tergantung

Jangan biasakan sifat ketergantungan di dalam kelompok. Tanamkan bahwa anda
juga harus berbuat sesuatu untuk kelompok. Nggak perlu cemas dan takut jika
salah satu anggota tim tidak hadir. Bahkan seandainya ketua tim
berhalangan, anda tidak boleh kehilangan semangat untuk bekerja sama.

Kembangkan diri
Jangan menganggap bahwa nama anda akan ikut terangkat meski anda
"malas-malasan" dalam kelompok, sementara yang lain bekerja keras. Jangan
lupa, walau kerja tim, masing-masing anggota kelompok juga memiliki nilai
tersendiri. Karena itu jangan mengandalkan kerja keras rekan lain. Sadarlah
bahwa anda juga perlu mengembangkan diri di dalam kelompok. Buka mata dan
telinga anda terhadap segala bentuk informasi yang bersifat membangun.
Perkaya wawasan dan pengetahuan anda, ini berguna untuk kontribusi bagi
kelompok.

Kesempatan berharga
Tanamkan pada diri anda bahwa bekerja dalam tim merupakan kesempatan
berharga untuk banyak belajar. Pelajari hal-hal baru di dalam kelompok,
yang tak anda temui jika anda bekerja sendiri. Dengan demikian anda dapat
lebih mandiri untuk melakukan sesuatu di dalam tim.

Ingat, walau masing-masing anggota kelompok merupakan pribadi yang mandiri
dalam kelompok kerja sama, iklim saling menjatuhkan harus dibuang
jauh-jauh. Dan, anda juga perlu menyadari bahwa antara anda dan rekan lain
adalah mitra sejajar yang memiliki tanggung jawab bersama di dalam satu
tim. Tentu tujuan kelompok akan tercapai dengan baik jika komunikasi antar
individu berlangsung lancar.

Tuesday, July 13, 2004

DON'T JUGDE THE BOOK BY IT'S COVER

Pasar Bringharjo punya adik kecil yang sedikit nakal, males mandi jadi jorok. Namanya pasar Shopping. Sebenarnya pasar shopping masih satu kesatuan dengan benteng Vredeburg dengan status tanah milik Sultan.

Setelah ada relokasi pedagang ke pasar Gamping dan Pasar Giwangan beberapa tahun yang lalu, lokasi yang ditinggal dihuni oleh ‘orang baru’. Sedangkan pada kenyataannya pasar Gamping dan Giwangan tidak sesuai keinginan pedagang yang direlokasi. Sangat tidak strategis, transportasi mahal dan miskin konsumen. Ketika mereka ingin kembali ke Pasar Shopping, lapaknya sudah ditempati orang baru dan tidak bisa lagi diambil alih. Sehingga trotoar, pembatas jalan menjadi lokasi yang menjanjikan.

Sebutlah Ibu Sardiyatun, ibu berusia lebih dari 60 tahun ini sudah berjualan di pasar Bringharjo sejak usia 15 tahun, [diusia itu dia menikah], dilantai 2 dan lapak di pasar Shopping. Ibu ini memasok buah-buahan ke pedangan eceran dari pasar bringharjo dan pasar lainnya. Setiap hari beliau memasok lebih 1 truk. Dia bercerita, “dulu ngitung duwit sampe ngantuk...[kebayangkan tumpukannya setinggi apa?!]”. Tapi setelah ikut relokasi ke pasar Giwangan, dagangan tidak laku, busuk!! Matanya berkaca-kaca ketika bercerita tentang mangga 1 truk harus dibuang karena busuk!!! Busuk karena tidak ada pembelinya. Ketika kembali ke Bringharjo dan pasar Shopping, kios dan lapaknya sudah dimiliki orang lain. Mau mengadu kemana? Anak hampir putus sekolah. Trotoar menjadi tempat bersandar, gelar dagangan kecil-kecilan, mengecer. Jurangan yang kehilangan segalanya, termasuk kepercayaan, kepada pemerintah, kepada diri sendiri dan semua orang yang bertanya-tanya atas nama survey seperti aku.

Tapi ada yang mereka –pedagang- percaya. Namanya Pak Nunung, Pak Sumar, Pak Ogah dan -satu lagi aku lupa-. Mereka yang menyuarakan hati pedagang trotoar. Memberi perlindungan sebagai imbalan dari pembayaran retribusi kepada mereka. Siapakah mereka? PREMAN!!! Atau biasa kita , eh saya ding, sebut centeng. Ya, mereka preman, teman! Preman tua yang sangat tahu setiap orang dibawah perlindungannya, membela mereka, memberi kenyamanan untuk memenuhi kebutuhan sejengkal perut, memberi pujian jika ada yang bisa maju dan menyekolahkan anak. Menjadi bapak bagi mereka, predikat yang seharusnya disandang oleh pemerintah.

Kebapakan preman-preman itu juga saya rasakan, selama dua hari berjalan di jalan Pabringan, Limaran, Sriwedari. Mereka mendampingi pendataan, kami tertawa bersama dengan pedagang-pedagang yang beragam asal-usulnya itu. Joget bareng pas ada pengamen dan campur sari jalanan. Keringat dan kulit yang memerah terkena sinar matahari membuat kami sama. Aku kehilangan image seorang preman yang kasar menyeramkan dan keras kepala. Lihatlah, kami bersama makan dipinggir trotoar, kucuil ikan bakarnya hari ini. Debat tentang pasar dan perputaran uang. Masih banyak yang kami lakukan bersama sepanjang jalan di pasar shopping. Dan ketika pedagang terakhir selesai didata, kami saling berjabat tangan dengan erat sebelum berpisah. Mereka bapak, bapak bagi semua pedagang yang menempati tempat ilegal di sana, juga bagi orang seperti aku ketika turun ke pasar.

Ada sesuatu yang tidak terjabarkan kini. Ada citra yang berubah, cara pandang dari sudut lain. Satu sisi kehidupan kembali memberikan pelajaran berharga bagiku. Satu langkah ketahapan dewasa. Yah hingga kini aku masih belajar untuk dewasa.

“mengapa surya bersinar, mengapa air mengalir, mengapa dunia berputar
lihat sgalanya lebih dekat
agar kau mengerti’
[lagu Sherina, dalam film petualangan sherina]

Saturday, July 10, 2004

TAMANSARI

Tamansari adalah lokasi yang memberikan kesan yang dalam terhadap orang yang pernah datang menyambanginya. Penduduknya yang ramah itu [malah kadang terlalu ramah], suasana desa fasilitas kota, dan pasti cagar budaya yang sangat menarik perhatian; sejarah, desain hingga puing-puing yang tersisa. Lokasi yang menarik perhatian, bukan hanya turis lokal dan manca negara, juga peneliti, NGO, mahasiswa, dan pasti pemerintah pusat dan daerah. Banyak elemen yang punya kepentingan disana.

Jangan tanyakan program yang telah selesai, program yang sedang dijalankan dan progam yang akan datang. Banyak sekali lebih dari 30an program sejak tahun 1966. Semua atas nama ‘kebaikan’ situs dan masyarakat penghuni. Buahnya dapat kita lihat sekarang; Kompleks Umbul Binangun dan beberapa bangunan lainnya, sedang direnovasi, dikembalikan seperti semula. Ada jalur drainase yang sedang dibangun untuk memperlancar pembuangan dan penyerapan air, sehingga tiada banjir dan genangan air.

06-09 Juli 2004, hampir sepanjang hari kuhabiskan menapaki jalan labirin Tamansari. Ditemani pak Kelik dari Kelurahan Patehan dan Artha. Kami membawa perlengkapan survey untuk mendokumentasikan hunian dan bangunan yang menempel pada situs, yang berjarak 1-3 meter dari bangunan situs, serta mewawancarai beberapa warga untuk mendapatkan pendapat warga terhadap lingkungan dan kehidupan mereka.

Sungguh mengejutkan, ternyata masyarakat sudah merasa sangat jenuh dengan orang-orang seperti saya, yang bertanya pertanyaan yang sama dengan semua yang pernah meneliti dikawasan ini. Bertingkah laku sama dengan yang lain, mengukur, memotret, menyuting, menghitung dan tingkah polah surveyor pada umumnya.

Apa yang masyarakat rasakan? Kekhawatiran akan relokasi [judul proyek yang saya terima ‘Relokasi Hunian Kawasan Tamansari’, kebayangkan kalo ditolak melulu sama warga] karena relokasi adalah kata beradab dari sebuah upaya penggusuran.
Apa yang masyarakat inginkan? Ketegasan, jika memang harus dipindah, maka yang secara tegas mengatakan mereka harus pindah adalah ketegasan Sultan sebagai pemilik tanah.

Namun pemerintah tidak pernah merasakan apa yang dirasakan oleh warga Tamansari. Pemerintah tidak mengalami rumahnya disantroni oleh banyak pihak dengan kepentingan berbeda, yang mengutik-utik ‘hak’ milik pribadi atas nama pembangunan. Ketegasan Kraton lewat Sultan akan ada jika dari pihak pemerintah memiliki solusi yang tepat untuk warga Tamansari. Selama belum ada jaminan dari pemerintah, tidak ada ‘mendiko’ dari sultan untuk merelokasi tamansari.

Terkatung-katung. Tidak ada kepastian. Tinggal aku yang akan meneruskan studi ini. Apakah hasilnya akan menjadi dasar kebijakan yang membawa angin segar pada masyarakat tamansari atau sama saja dengan beberapa studi yang pernah dilakukan sebelumnya, hanya menyenangkan subyek pelaku bukan obyeknya. Entah lah..entah..

Friday, July 09, 2004

OMERTA

Ada novel adikku yang tertinggal, sampulnya biru, judulnya tidak terlihat karna nama pengarangnya dicetak lebih besar.
Pengarangnya Mario Puzo [mudah-mudahan bener susunan hurupnya].
Judulnya OMERTA.

OMERTA
Omerta adalah sumpah para mafia untuk menyimpan rahasia. Tidak membocorkan informasi apapun kepada siapapun yang bukan anggotanya.
Menjaga rahasia sudah menjadi kwajiban dan tugas mulia yang dipercayaan kepada anggota mafia, yang dikenal dengan MAFIOSO. Klan sebuah mafioso bisanya akan berhubungan dengan klan yang lain. Biasanya berupa kerjasama yang berkaitan dengan hubungan emosional. Misalnya teman masa kecil, merintis karir bersama-sama. Keeratan hubugan yang itu tidak akan lekang oleh waktu, uang dan hukum. Hanya perempuan yang bisa mengacaukannya.
=P.
Jika ada klan mafioso yang dianggap penghianat dan tudak menjaga Omerta, seperti melapor ke FBI,CIA dll, maka akan terjalin hubungan emosional yang bermusuhan. Saling menunggu untuk menjatuhkan lawan.
Omerta merupakan jaminan pembeda antara klan mafioso kelas satu dan kelas dua.

DON
DON adalah sebutan untuk pemimpin sebuah klan mafioso. Dia adalah seorang yang ditakdirkan untuk memimpin, sejak kecil sudah memiliki ciri dan karakter yang kuat dan jelas. Itu namanya KARUNIA. Tidak bisa mengelak!!
Ciri-cirinya bisa dilihat dari cara analisis terhadap lingkungan, mengajukan pendapat pada orang dewasa, cara memandang: Tatapan tajam dan tenang, mampu mengajukan permohonan dan alasan yang diterima orang dewasa. [ini kesimpulan setelah membaca novelnya].
Maka jika sesorang memiliki ciri tersebut, dari kecil dia sudah disiapkan menjadi seorang DON. Diajarkan menjadi 'pengawal' agar mampu mengawal diri sendiri, diajarkan menjadi 'pengintai' supaya tahu bau bahaya, diajarkan 'bernegosiasi' supaya menjadi decision maker. Pengalaman itu akan membuat mereka lebih memilih martabat dari pada uang dan itulah DON kelas satu.
DON diletakkan diakhir nama, misalnya nama aslinya JOKO SURONO [persamaan nama hanya kebetulan blaka, Maap], maka dipanggilnya DON SURONO....

KEKUASAAN
Kekuasaan klan mafioso dan DONnya tidak berasal dari rasa takut, tapi rasa segan. Sebab takut itu hanya untuk pencundang. Kehadiran seorang DON dan Klannya tidak membuat orang bersembunyi dan masuk rumah, tapi dielu-elukan. Sangat dermawan bagi rakyat yang menyeganinya.
Sehingga jangan pernah berbuat salah, itu yang akan menyebabkan ketakutan jika bertemu dengan mafioso.
Mengapa, karena bagi mereka tidak ada 'pengampunan'. Yang ada adalah 'membayar' melunasi utang perbuatan. Menurut mereka pengampunan adalah urusan Tuhan, dan jangan turut campur!!

PEREMPUAN
Adalah hal yang paling dijaga seorang DON, akan memperlakukan mereka dengan 'baik'. Jika seorang perenpuan di puja oleh seorang mafioso, maka ada ada hujan hadiah. Tidak akan berhenti. Namun jika perempuan itu berkhianat, akan ada hujan darah, yang tidak akan hentinya. Perempuan adalah faktor yang dapat melemahkan atau menguatkan kedudukan seorang DON dan Anggotanya.
Perempuan apa yang disebut cocok dengan mafioso?
dia adalah perempuan yang mampu menganalisa kapan harus 'manja', pada siapa bersikap 'tegas', dimana bisa melancarkan 'godaan' dan 'diam' pada keemasan waktu.

Alur cerita OMERTA sama saja seperti novel lainnya. Alurnya cepat, tidak bertele-tele, namun deskripsi setiap kejadian sangat mudah dibayangkan dengan pilihan bahasa yang mudah dicerna.
Yang menarik adalah ada pembedaan Mafioso SISILIA [yang dikategorikan oleh novel sebagai kelas satu] dan Mafioso Amerika [yang menjadi kelas dua].
Mengapa? Pada ceritanya terlihat bahwa Mafia Sisilia akan lebih tenang dan setia pada Omerta, sedangkan Mafia Amerika suka tergesa-gesa, sangat instant dan gemar melakukan skandal.
Kesimpulan dangkal memang, tapi dalam kemasan cerita OMERTA, dapat menjadi nilai yang mampu membuat mata melek semalaman.

Tuesday, July 06, 2004

PEMILIHAN UMUM, 5 JULI 2004

Kemaren, 5 Juli 2004, mulai jam 7 pagi, seluruh warga Indonesia yang telah terdaftar sebagai peserta Pemilu 2004 berbondong2 ke TPS terdekat. Termasuk cah Kost Patra Indah, tempat gw ngekost, pagi-pagi semua sudah saling janjian untuk berangkat bareng. Jadilah kami berangkat jam 10 lewat, setelah nyuci, ngosek kamar mandi, ngepel, ato semua pekerjaan wajib hari libur. Kami berjalan kaki ke TPS 87 dan sesampainya di sana kami disambut dengan irama campur sari. Seru juga, persis kayak layar tancap pas KK dulu.

Satu per satu kami melapor ke meja pendaftaran, tidak ada antrian panjang, kami langsung dapat giliran dan langsung mencoblos di bilik kesil itu. Aku buka kertasnya, kecil jika dibandingkan ama pemilu April kemaren, langsung mencoblos pada nomer presiden yang kupercaya. Blossss...matep man!!

Jika ditengok ke belakang, keputusan untuk mencoblos pasangan presiden ‘itu’ ternyata ada pergumulan yang panjang. Banyak informasi beredar, baik yang menjatuhkan atau menguatkan ‘mereka’ yang mencoba peruntungan menjadi orang nomer satu di negeri ini. Simpang-siur, membuat kita –atau aku tepatnya- bingung. Segala issue dihalalkan, baik minoritas-mayoritas, pendidikan, hutang dan ekonomi makro, lingkungan, track record masa lalu, masih banyak lagi lain. Pers memiliki head-line setiap hari, tidak perlu bekerja keras untuk menbuat oplahnya tinggi. Cukup dengan membahas kekurangan atau kelebihan salah satu calon presiden setiap hari. Bilanglah menghitung kekayaan dinasti masing-masing capres bisa menjadi bahan bahasan selama seminggu malah lebih.

Mulai kampanye, sudah ada candidat yang bisa kupercaya, titik terangnya muncul pada keberaniannya membuat janji politik pada masyarakat Indonesia, terutama mahasiswa, yang hingga kini tetep berusaha kritis seperti pendahulu mereka tahun 66an, 70an dan 80an. Berani kontrak politik itu sudah selangkah lebih maju, terserah nanti akan ditepati ato diingkari. Itu urusan moral pembuat janji. Tapi tetep saja ada adegan yang membuatku senyum, kampanye di pasar, di terminal!!! Hihihi...bikin repot semua orang, terutama copet yang pasti kehilangan kesempatan untuk mencari nafkah [?!].


Ada lagi nih budaya Amrik yang kita tiru, tapi telah kita sesuaikan dengan nilai moral bangsa, DEBAT Presiden. 2 malem diselenggarakan oleh KPU dengan MC Ira Kusno dan disiarkan langsung oleh 3 stasiun TV. Aku nonton di stasiun TV yang ada 3 komentator ‘lucu’nya; Harry Roesli, Butet Kartarejasa ama penulis sinetron INUL. Seru banget, bukan debatnya, tapi ke-3 orang itu. Komentar mereka sangat menggelitik syaraf tawa, seperti: ‘dari semuanya, siapa yang paling ingin melakukan pembaharuan?’ dan dijawab dengan; ‘Ira Kusno’. Hihihi...

Apapun itu, yang pasti aku berani untuk memilih presiden yang menurutku bisa dipercaya dari semua kandidat yang tidak sempurna itu. Tidak hanya berkomentar dan melenggang tanpa merasa perlu untuk memilih. Ya, mereka tidak sempurna memiliki ketimpangan persis seperti yang beritakan selama ini. Tapi merekalah orang terbaik, 5 pasangan capres dan cawapres. Aku memilih salah satu dari mereka tidak dengan jaminan bahwa mereka akan melakukan sesuatu yang ‘sesuai’ dengan pikiran dan cita-citaku. Misalnya karna aku guru pengennya biaya pendidikan menjadi tanggungan negara, gaji tinggi atau karna aku juga golongan minoritas sehingga merasa perlu mendapat perhatian lebih dari capres sekarang. Itu terlalu kecil dan sempit. Masih banyak yang lebih ideal dari pemikiranku!

Hari ini, satu hari setelah pemilu, aku berdendang
PEMILIHAN UMUM TELAH MEMANGGIL KITA
SLURUH RAKYAT MENYAMBUT GEMBIRA
HAK DEMIKRASI PANCASILA
Dst....
[lupa ndak hapal eui....]

ada yang hapal??

Thursday, July 01, 2004

RE-BONDING

Desember, 9, 2003, Saya putuskan untuk merebonding rambut.
Alasannya simpel aja, supaya tetep rapi tidak perlu sering2 nyisir.
Ternyata, bener-bener berhasil bo', rambut tetep aja menjuntai tanpa harus sering disisir, walau pun pada kondisi baru bangun tidur, renang lupa bawa sisir, perjalanan jaoh pake motor.

Tentang Rebonding ada beberapa rekan cowok memberikan komentar

Cnuq: 'tidak menarik'
PWY: 'nice'
Budsus: 'lo lg dapet duit tambahan, ya'
depete: 'Kamu jadi rapih'
Ipen: 'rebonding ya...ato pake sampo?!!'
Sardo: 'no comment'
Bapak: --he didn't realize it---


Yang Cewek
BuNing: 'hehe...akhir-e kowe wani ya mpok'
BuWidi: 'berapa lama di salon'
MbaOthie: 'Rambut baru diakhir tahun!!!'
BuLucida: 'Apik....murah ndak? anakku minta direbonding loh!'
Tisna: 'bagus untuk mencoba yang hal baru'
Mama: 'hem-hem...'

Ini pertama kali rambutku di'macem-macemin'. Selama ini hanya dipotong nge-bob, dilayer. Tidak pernah diwarna, digundul ato perawatan khusus. Cukup dengan dicuci 3x seminggu, 1xsebulan dikrimbat (suka pijit-nya aja terutama pas capek).

Setelah hampir 7 bulan setelah proses rebonding, akhirnya kuberanikan diri untuk jujur, bahwa, rambutku yang dulu lebih sesuai dengan diriku.