Thursday, October 28, 2004

Pelihara Anjing

Patty... itu nama anjingku. Pompom putih, betina. Sekarang masih di Kelaten ditemuin dengan Coco, pompom jantan berwarna coklat. Tapi belum berhasil, belum ada Patty or Coco yunior hingga sekarang.

Tapi yang ingin saya tulis bukan tentang Patty ato Coco, tapi tentang perumpamaan yang pernah diceritakan oleh Cikgu.

Katanya:
Memelihara anjing itu sangat lucu, dia begitu setia dan sangat paham siapa tuannya dan siapa orang asing. Juga sangat paham jika diajak bermain dan mengerti ketika diberi makan. Sekekor anjingpun sangat tahu berterima kasih pada Tuannya untuk segala sesuatu yang telah diberikan oleh Tuannya.

Namun, semua itu akan hilang jika anjing terkena rabies, sejenis penyakit yang biasanya dikenal dengan 'anjing gila'. Maka dia akan menggigit siapapun, bahkan tuannya yang sedang memberikan makanan kepadanya. Pada kondisi yang seperti ini, rasa kasihan pada anjing kesayangan juga harus dihilangkan, karena akan membahayakan nyawa pemiliknya dan juga orang disekitarnya. Jika dengan rasa kasihan anjing gila kita lepas, maka dia akan menyerang kita dengan sangat buasnya. Sehingga anjing itu harus disingkirkan, atau diikat hingga mati. Ada juga yang langsung mematikan anjing yang sudah positif terkena 'penyakit anjing gila'. Semua itu bertujuan utuk menjaga keselamatan, bukan karena kesadisan.

Perumpamaan ini diceritakan Cikgu karena sebuah perasaan yang mungkin lebih parah dari 'gigitan' anjing gila yang dialaminya beberapa waktu ini. Sebuah perasaan sakit dihati yang susah disembuhkan karena obatnya tidak tersedia di apotik manapum, bahkan serum yang menyembuhkannya pun belum ada. Uang sebanyak apapun tidak mampu mengobati luka dihatinya.

Ada keheranan yang tidak terjawab, mengapa Cikgu membiarkan situasi atau kondisi yang mengakibatkan sakit di hatinya dengan kondisi yang sangat parah itu? Salah satu alasan adalah karena rasa kasih-an....kasih dan kasihan. Sehingga Cikgu tetep mau berbagi dengan tulus dan iklas sambil berharap waktu akan menyelesaikan semuanya. Namun apa yang dirasakannya kini, adalah buah yang harus ditelan, buah yang berasa pahit dan sakit di hati, akibat rasa 'kasih/an' tetapi salah dalam pemilihan 'objek' yang harus dikasihi/ani.

Nasi sudah menjadi bubur, itulah yang kini dirasakan oleh Cikgu. Sakit dihati belum ada obatnya, merenunglah Cikgu dan menghasilkan cerita tentang memelihara 'anjing yang terkena penyakit anjing gila'. Dalam sekali maknanya. Aku hanya diam saja tidak komentar setelah mendengarkannya.

Cikgu apakah sebuah kata MAAP dapat mengobatimu? Harus dimana kita mencari kata itu? adakah yang menjualnya? Mahalkah harganya? Apa kita sanggup memdapatkannya?

Cikgu, sudahlah. Kalau kita kembali ke perumpamaan anjing: Anjing itu tidak akan sudi terkena penyakit, apalagi penyakit anjing gila. Mungkin lingkungan yang membuat dia terinfeksi penyakititu. Penyakit yang mematikan perasaan dan logika keanjingannya. Penyakit yag membuat anjing lupa akan segalanya, hanya kegilaan yang membabi-buta, menyerang adalah tindakan yang terbaik untuk menyelamatkan dirinya. Gong-gongan dan salakan yang keras dan kasar adalah efek dari kegilaan itu juga. Tapi itu bukan pilihannya, mungkin lingkungan yang memilih dia untuk terjangkit 'penyakit'.

Sekali lagi sudahlah Cikgu, habis waktumu menyesalinya. Sekarang yang penting adalah mengobati diri sendiri. Badanmu memiliki antibody bawaan, yaitu melawan rasa sakit dengan 'memaapkan'. Susah, ya emang!!! Namanya juga mengobati diri sendiri, pasti lamaaaa dan sakiiittt! Tapi dijamin, dengan bantuan temen-temen, pasti akan pulih. Badai di hati akan cepat berlalu.

OKS....

Saturday, October 23, 2004

SABTU NAN SIBUK

Siapa yang bilang klo sabtu masa-masa santai setiap minggunya. Jangan salahkan aku klo agak sinis begitu. Mungkin saja Anda tidak setuju dengan pendapatku ini. Tapi pengalaman, beberapa sabtu ini adalah hari tersibuk dalam seminggu.

Yang masih jelas dalam ingatan adalah kejadian 2 sabtu kemaren hingga sabtu ini.

2 minggu yang lalu, Prodi Arsitektur membuat seminar yang bertema 'rumah untuk semua' kerjasama dengan Habitat Indonesia. Cukup sukses acaranya. Saya menjadi salah seorang moderator sesi, untunglah sesi kedua pikirku. Ternyata karena keterbatasan SDM, maka aku juga merangkap menjadi MC.... Menjadi moderator bukanlah cita-citaku, sebab aku pengen jadi pembicara. Tapi apa daya pekerjaan dengan Bappeda membuat aku tidak bisa membagi pikiran dan menulis. Yang paling tidak kucita-citakan adalah menjadi moderator pada sesi yang speakernya adalah wong londo....bule Amrik!!!! Tobat aku....persiapannya bikin semewen....lebih senewen dibandingkan dengan persiapan presentasi kelas bahasa inggris.

seminggu yang lalu, berharap bisa tidur seharian...atau berbenah kamar kost-kostan lah kalo lagi rajin. Tapi...ya ampun.....harus menguji skripsi!!!!! mulai jam pertama dan berakhir jam 15.00.... pulang dah loyo dan tertidur dengan sukses..what a saturday night...ugh!!!

Hari ini, seharian mengerjakan pekerjaan Bappeda. PAgi-pagi dah ketemu dengan pimpinan pekerjaan. Siang nyusun strategi penyelesaian. Sore hingga jam ini [18.25] ngeprint, ngopi dan menyusun draft laporan akhir. Mhmmmm....asyik juga sih sambil dengerin musik dari radionya YM...*menghibur diri ni....*

Besok....jangan tanya Bo'.... tidak berbeda dengan hari ini.....tiada bedanya!!!
So, selamat menikmati malam minggu teman-teman....
semoga tidak terjebak pekerjaan seperti diriku.

Friday, October 22, 2004

Presiden Baru Indonesia

Ini adalah gambar sosok presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia: Susilo Bambang Yodhoyono [SBY]
Presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat Indonesia. Sosok yang akhir-akhir ini menjadi sorotan dengan berbagai cara pandang; dipuja-dihujat, dipercayai-dikhawatirkan, diangkat-dijatuhkan. Baik oleh media maupun perseorangan.
Namun ada satu kesamaan si penyibir dan si pemuji, semuanya menyandarkan banyak hal di bahunya. Perbaikan bangsa baik secara fisik maupun moral. Beban yang beratnya tidak terhingga. Sehingga sangat ironis bagi saya melihat, mendengar dan membaca berita-berita yang mencari celah dan kekurangan SBY. Siapa yang mampu memperbaiki negara ini hanya dengan menjabat sebagai presiden? Tidak ada!!!! Dia hanya manusia biasa yang dipilih menjadi pemimpin.
Pemimpin itu dibutuhkan bukan untuk menyembuhkan borok-borok yang sudah menahun, tetapi merangkul kita semua, rakyat Indonesia untuk sama-sama mau berusaha melakukan pembenahan disana-sini! Pemimpin diperlukan dalam memberikan arahan, visi dan misi yang jelas dan mudah dimengerti.
Selamat bekerja Bapak Presiden....
Semoga harapan rakyat yang telah memilih Anda memberikan masukan dalam penyusunan rencana strategis perbaikan negaranya ini.
Saya sebagai anak bangsa mendukung, dengan sepenuh hati!

Thursday, October 21, 2004

IS GOD EXIST?

A man went to a barbershop to have his hair cut and his beard trimmed.
As the barber began to work, they began to have a good conversation.
They talked about so many things and various subjects.
When they eventually touched on the subject of God, the barber said:
"I don't believe that God exists."
"Why do you say that?" asked the customer.
"Well, you just have to go out in the street to realize that God doesn't exist. Tell me, if God exists, would there be so many sick people? Would there be abandoned children? If God existed, there would be neither suffering nor pain I can't imagine a loving a God who would allow all of these things."
The customer thought for a moment, but didn't respond because he didn't want to start an argument.
The barber finished his job and the customer left the shop. Just after he left the barbershop, he saw a man in the street with long, stringy, dirty hair and an untrimmed beard. He looked dirty and unkempt. The customer turned back and entered the barber shop again and he said to the barber: "You know what? Barbers do not exist."
"How can you say that?" asked the surprised barber. "I am here, and I
am a barber. And I just worked on you!"
"No!" the customer exclaimed. "Barbers don't exist because if they did, there would be no people with dirty long hair and untrimmed beards, like that man outside."
"Ah, but barbers DO exist! What happens is, people do not come to me."
"Exactly!"- affirmed the customer. "That's the point! God, too, DOES exist! What happens is, people don't go to Him and do not look for Him.
That's why there's so much pain and suffering in the world."

This Story is sent by bang Bonar. Nice story, it's delight me. I do belive God is exist! He always here beside me, wisper in my heart, listen to my pray, touch me when I fall and show me His ways.
How mighty is my LORD....

Saturday, October 02, 2004

MEMBERI DENGAN HATI

Trend acara televisi swasta saat ini rupanya mengarah ke reality
show. Banyak acara baru bertema tersebut dibuat saat ini, salah
satunya yang saya saksikan minggu kemarin. Dalam acara tersebut, ada
seorang aktor yang akan menggoda orang-orang tertentu secara acak.
Apabila orang yang digoda tersebut `mau' melaksanakan kegiatan yang
diminta oleh si aktor, dia akan mendapatkan hadiah uang Rp 1 juta.
Kegiatan ini direkam dari jauh dengan hidden camera, sehingga
tidaklah mungkin bagi si korban tahu bahwa sebenarnya
dia `dikerjain'.

Yang luar biasa adalah pada bagian terakhir. Si aktor dengan pakaian
yang keren dan berlagak orang kaya, mengaku habis dicopet dan
kehilangan dompet. Uang yang dia punyai tinggal Rp 300. Dia ingin
sekali membeli teh botol yang berharga Rp 800. Karena itu dia
berkeliling di satu daerah tertentu mencari `mangsa', yang mau
dimintai uang Rp 500. Dari beberapa orang yang dimintai uang,
kebanyakan menolaknya. Bahkan beberapa orang memandang dengan rasa
curiga.

Sampai pada suatu saat si aktor ini menghampiri seorang pengemis di
pinggir jalan. Pakaian pengemis itu sangat lusuh. Kedua kakinya pun
kelihatan cacat berbalut perban putih. Dari raut mukanya, kelihatan
bahwa kehidupan ini sangat menderanya. Si pengemis ini duduk si dekat
parkir sepeda motor. Ada beberapa orang yang lewat di dekatnya
mungkin merasa iba, dan melemparkan kepingan uang logam. Untuk
mengumpulkan uang logam yang dilemparkan tersebut, si pengemis ini
terpaksa menyeret tubuhnya setengah merangkak.

Sang aktor kemudian langsung mendekati si pengemis dan menceritakan
masalahnya. Yang luar biasa adalah, si pengemis ini tanpa berpikir
panjang langsung menyerahkan uang Rp 500 tersebut kepada si aktor.
Wow ….. saya yang menyaksikan acara tersebut sampai merinding
sendiri. Anda bisa bayangkan, bagaimana berharganya uang Rp 500
tersebut bagi si pengemis, dan dia dengan sukarela mau memberikan
kepada orang asing yang tidak dia kenal. Setelah uang Rp 500 tersebut
diberikan, akhirnya si aktor mengaku bahwa sebenarnya acara tersebut
adalah acara reality show, dan si pengemis mendapat hadiah Rp 1 juta.

Dalam wawancara berikutnya, si aktor bertanya, apa sebenarnya motif
si pengemis itu dengan sukarela memberikan uang kepada orang asing.
Si pengemis menjawab ,"Saya ini sudah bertahun-tahun hidup dari
pertolongan orang lain. Orang mungkin sudah menganggap saya sampah
masyarakat. Tapi hari ini, saya bangga, karena saya masih DIBERI KESEMPATAN UNTUK MENOLONG ORANG LAIN YANG MEMBUTUHKAN"

Friday, October 01, 2004

sehat itu MAHAL

Kesehatan akan sangat berharga jika kita sedang sakit.
Kadang kesehatan menjadi terlupakan jika badan dalam keadaan sehat.

Hari Minggu, sepulang dari gereja, Andika deman tinggi. Kita yang duduk disebelahnya saja bisa merasakan ‘panas’ badannya. Aku langsung mengkompresnya dengan air dingin dan bertanya-tanya dengan rewelnya,’perutnya sakit gak? Pusing? Mau makan apa? Nasi goring?!!!! Tidak bisa, cukup makan bubur dan sop!’
Malamnya, sepulang kondangannya RINI, Andika sudah tidur dengan nyenyaknya.

Senin, dilalui tanpa ada keluhan yang berarti dari Andika. Hanya sepotong kalimat bingung yang dilontarkan pada Depete, ‘perutku ndak enak Bang!’ Malamnya Andika malah keluar malam ama temannya. Ya, sehingga kami semua berpikir bahwa every thing’s under control! Wajar dia menampik ketika hendak dibawa check-up ke dokter.

Tapi selasa, sehabis mandi sore, Andika keluar beli makan malam, Sate Ayam. Tapi seluruh makanannya dia muntahkan kembali. Berulang-ulang, tapi emoh diajak ke dokter. Yang ditakuti sebenarnya bukan dokternya, tapi suntik yang sering dipakai orang-orang rumah sakit. Sampai jam 10 malam, masih saja tidak mau ke RS. Sekitar jam 11 malem, Depete kembali ngajak ke RS dan Andika mau.

Di rumah sakit Panti Rapih, Andika langsung ditangani dr. Lucia. Setelah diperiksa, keputusanya adalah DISUNTIK. Misuh-misuh, Andika gak mau opname, maunya pulang dan istirahat di rumah saja. Gantian aku yang misuh2 ama depete, kok gak bisa memberikan alas an dan memaksa Andika untuk opname barang sehari-dua hari. Sebagai anak kost, sulit bagi kita untuk menyediakan makanan yang sehat dan bersih.

Rabu pagi, Depete telat menjemput, karena Andika sudah tidak kuat lagi menahan sakit perutnya. Langsung saja diopname di RS Panti Rapih dan mengabari orangtuanya. Setelah diperiksa lebih lanjut, sakit yang membuat Andika demam dan sakit perut adalah radang usus buntu akut!
Wealaah…. Selama ini Andika cuman makan entrostop dan oralit! Pantas saja jadi akut, karena tidak segera mendapatkan pengobatan yang diinginkan, malah cumin makan obat diare! Salah obat tuh…
Sekarang, Andika sedang menunggu hendak dioperasi. Butuh persiapan yang panjang, karena kemaren sempet dehidrasi. Semoga operasinya berjalan lancar –amin-.

Pelajaran yang bisa diambil adalah jangan takut pada suntik dan dokter! Lebih takutlah dengan penyakit yang mungkin terlihat sepele pada awalnya, tetapi fatal akibatnya.