Friday, September 17, 2004

MENDENGAR CINTA

Manusia memang makhluk rumit. Dan suka aneh sendiri.
Hal-hal yang pingin kita omongin, atau yang harus
kita bilang, justru malah nggak pernah kita ungkap.
Parahnya lagi, kita terbiasa pake simbol-simbol atau
kata-kata lain buat nunjukin arti sebenernya.
Walhasil, seringnya maksud kita itu jadi nggak
terkomunikasikan dan bikin orang lain ngerasa bete,
nggak disayang, nggak dihargai.

ya sih, ada saat-saat kita ngerasa nggak nyaman
mengekspresikan cinta yang kita rasa. Karena takut
mempermalukan orang lain, atau diri kita sendiri,
kita ragu buat bilang, "I love you". Jadinya, kita
menyampaikan perasaan itu lewat kata-kata yang lain;
"jaga diri baik-baik", "belajar yang
bener","hati-hati di jalan", "jangan ngebut",
"jangan lupa makan".

Tapi sebenernya, itu cuma opsi-opsi lain dari
perkataan yang sesungguhnya; "saya sayang kamu",
"saya peduli sama kamu", "kamu sangat berarti buat
saya", "saya nggak mau kamu terluka".

So, nggak ada salahnya kita coba MENDENGARKAN CINTA
lewat kalimat-kalimat yang dikatakan orang lain.
Ungkapan eksplisit itu penting, tapi bagaimana kita
mengungkapkannya bisa jadi jauh lebih penting.
Setiap pelukan bermakna cinta meski kata-kata yang
keluar sangat berbeda. Setiap perhatian yang
diberikan orang lain menyimpan cinta walau bentuknya
kaku, atau mungkin kasar. Yang pasti, kita harus
mencari dan mendengar cinta yang ada di baliknya.

Seorang ibu bisa ngomelin anaknya karena nilai rapot
atau kamar yang berantakan. Si anak mungkin hanya
mendengar omelannya. Tapi kalo dia bener-bener
MENDENGAR, dia bakal mendapatkan cinta di sana.
Kepedulian dan cinta ibunya muncul dalam bentuk
omelan. Tapi gimana pun juga, itu adalah cinta.

Seorang gadis pulang larut malam, dan akhirnya dapet
kuliah gratis dari bokapnya. Gadis itu cuma nangkep
kemarahan sang bokap. Tapi kalo dia mencoba untuk
MENDENGARKAN CINTA, dia bakal menemukannya. "Kamu
gimana sih, Papa jadi khawatir sama kamu," kata
bokapnya. Tau nggak, itu sama aja dengan "Papa
sayang dan peduli sama kamu. Kamu sangat berarti
buat Papa" yang sayangnya, nggak tersampaikan dengan lisan.

Kita mengungkapkan cinta dalam banyak cara - hadiah
ulang tahun, pesan-pesan kecil, dengan senyuman,
dengan air mata. Cinta nggak hanya ada dalam
kata-kata, tapi juga dalam diam. Dan seringkali kita
menunjukkan cinta dengan memaafkan orang yang nggak
mau mendengar cinta yang kita sampaikan.

Masalah dalam "mendengarkan cinta" adalah kesulitan
dan keterbatasan kita untuk mengerti bahasa cinta
yang dipakai orang lain. Yang kerap terjadi, kita
jarang mendengarkan orang lain. Kita mendengar
kata-kata, tapi kita nggak mempertimbangkan ekspresi
atau tindakan-tindakan yang mengiringi kata-kata
itu. Sering juga kita cuma bisa mendengar hal-hal
negatif, penolakan, kesalahpahaman dan mengabaikan
cinta yang menjadi dasarnya.

Dengerin deh, cinta-cinta yang ada di sekitar kita.
Kalo kita bener-bener berusaha mendengarkan, kita
bakal temui bahwa kita sebenarnya memang dicintai.
Mendengarkan cinta bisa membuat kita sadar bahwa
dunia ini adalah tempat yang begitu indah.

Cinta adalah anugerah.
Membuat kita tertawa.
Membuat kita bernyanyi.
Membuat kita sedih.
Membuat kita menangis.
Membuat kita bertanya "kenapa?"
Membuat kita menerima.
Membuat kita memberi.
Dan yang paling penting, membuat kita hidup.

Bukanlah kehadiran atau ketidakhadiran yang penting;
kita nggak perlu merasa kesepian meski kita sedang
sendiri. Sendiri itu perlu, lho. Dan itu jangan
sampe membuat kita jadi kesepian. Yang jadi masalah
bukan berada bersama seseorang, tetapi berada untuk
seseorang.

Jangan pernah ragu nyatakan cinta. Jujurlah dengan
apa yang kita rasa dan katakan. Nggak ada ruginya
mengekspresikan diri. Ambil kesempatan untuk
mengungkapkan pada seseorang betapa pentingnya dia
buat kita. Lakukan, buat perubahan, hindari
penyesalan.

Satu lagi,..... tetaplah dekat dengan kawan dan
keluarga, karena mereka udah berjasa membangun diri
kita yang sekarang.

" Cinta memang ada untuk ditebarkan. Dan saat cinta
yang kita berikan diterima, atau dibalas, itulah
saat hidup menjadi penuh makna. "

Sumber : --- * Arsip Hidup * ----
Kiriman Efod untuk terangduniamail.

Tuesday, September 14, 2004

JIKA DALAM PENANTIAN

Menanti adalah bosan! Itu kata saya... seperti kali ini, saya menanti sesuatu yang belum pasti. Nah...betapa bosannya.
Pada masa penantian, lebih baik melakukan sesuatu daripada hanya menunggu saja...
Sesaat sebelum ini, ada tulisan yang lumayan memberi semangat!
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Coklat
tanah, tetap, stabil, konsentrasi, penyembuhan, pembersihan, bekerja dengan binatang di rumah, kewanitaan (fikirkan tentang bumi)
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
karna kebetulan aku pake baju warna coklat, kotak-kotak kuning dan biru... Jadi bisa tetep konsentrasi, walo dalam penantian. [haaa!!! apa hubungannya]
*ya ndak ada, yang pentingkan gw gak bengong dalam penantian...weeee*

Friday, September 10, 2004

Untuk INDONESIA dgn CINTA

DOA KAMI..

Kami rindu melihat Indonesia
Pulih dari semua problema
Hidup dalam jalan kebenaran-Mu
Pancarkan terang kemuliaan-Mu

Kuucapkan berkat, atas Indonesia
Biar kemuliaan Tuhan, akan nyata

Bagi bangsa ini kami berdiri
Dan membawa doa kami kepada-Mu
Sesuatu yang besar, pasti terjadi
Dan mengubahkan negri kami

Hanya nama-Mu Tuhan ditinggikan
Atas seluruh bumi.............

Kadang aku bertanya,
"apa ada orang yang benar-benar tahu secara jernih masalah yang ada di negaraku ini"
"apa benar bahwa negara ini sangat kacau akibat kekayaan ragam budaya dan agama"
"apa iya.... keragaman hanya menunjukan perbedaan dan perselisihan!"
"apa betul jika hendak membela 'kebenaran' dengan melakukan 'pembunuhan'?"
Baiklah kita tidak memandang kekayaan ragam budaya sebegai perbedaan yang memisahkan, yang mengotakkan, tetapi sebuah perbedaan yang meria-kan ikatan persaudaraan, menambah wawasan dan mengasah kepribadian...
Ayo saudaraku---mari kita perbaiki negeri ini!!!!

*sebuah renungan untuk Indonesia, ketika bom masih mengguncang ketika keracunan makanan maish menjadi berita sehari-hari dan ketika biaya pendidikan sangat tinggi*

*foto2 bisa dilihat dengan mengklik judul!

Wednesday, September 08, 2004

LAGU HARI INI


Saat menjelang
Hari-hari bahagiamu
Aku memilih diam dalam sepiku
Saat mereka tertawa diatas pedihku
Tentang cintaku yang telah pergi tinggalkanku
Aku tak peduli, sungguh tak peduli
Inilah jalan hidupku
Reff:
Ini AKU, kau genggam hatiku
Simpan didalam lubuk hatimu
Tak tersisa untuk diriku, habis semua rasa di dada
Slamat tinggal, kisah tak berujung
Kini ku kan berhenti berharap!
Perpisahan kali ini untukku
Akan menjadi kisah “sedih yang tak berujung”

Ini lagu dari albumnya Glenn Fredly yang baru. Pertama dengar di kontrakan DePeTe! Lagunya melo, memberi sebersit rasa bersalah. Ah mungkin hanya perasaanku saja!

Tuesday, September 07, 2004

15 AGUSTUS 2004

Bangun, mandi dan berangkat pagi sekali, rencananya jam 5 dah dirias…kami nyampe jam 6 kurang seprapat *bikin panic*. Dibedakin, digincuin dan mata diberi bulu palsu *gelid eh*. Trus pakai seragam…ijo-ijo persis seperti nama gedung resepsi [Seragamku ada cerita sendiri, ceritanya tuh baju kegedean, baru tak fitting 30mnt sblm berangkat, akhirnya di-sum sama Hotma, temen se-kost. Dan lihatlah hasilnya…. Lumayankan]Selesai dirias kita ngitip pengantin yang sedang dirias dan berpose manis di pintu utama rumah keluarga Linda. Mumpung dandanan masih fresh dan kita masih pada cantik…
Pelaminan Ijab di kediaman Kel. Linda.
Jam 9.00 prosesi dimulai, kami menjalankan tugas dengan ‘baik’. Tamu-tamu sudah banyak dan kami berdiri di ambang pintu ketika ijab dilaksanakan. Syukurlah, semuanya berjalan dengan lancar. Setelah itu, acara makan yang dilaksanakan dengan system USDEK. Kami makan di ruang ganti, alasannya supaya gak ketahuan ‘gragas’ ha-ha-ha… Apalagi makanannya emang enak banget…. Terutama Selada dan Ice Cream. .
Jam 11 siang, kita berangkat ke Regol Ijo, tempat resepsi Pernikahan Linda & Antok. Ketemu dengan mbak Sintha, Punto dan Dini. Ada juga Adit yang datang bareng adiknya. Ada Pak Bobby, Bu Dwita dan Tata. Makanannya jangan diragukan….TeOPe eui…. Salah satunya Tengkleng….sedap
Arch 95 mana nih?! Muncullah Yoga, Andro, Jopay, Wini, dan Sigit sang ketua angkatan dengan istrinya….reuni kecil-kecilan… ternyata masih sama seperti dulu semasih kuliah…
Jam 3 pesta bubar, dengan hati riang dan perut kenyang.. Ke hotel, mandi [weeekk, lem bulu mata gak mo bersih] dan pulang disetir-in salah satu PSK Linda.
Yogya, kami pulang dengan senang….

+++++berat badanku, bertambah selalu…..[parodi dari lagunya Glenn]+++++

Semoga langgeng sampe tua ya…. I love both of U.

14 AGUSTUS 2004

--A journey to a wedding--
Kami [Rully, Rini & I] berangkat jam 17.30 wib ke Solo naik starlet Rini, disupirin Rully, *gw duduk manis aja dibelakang*. Dengan kecepatan penuh, kami nyampe jam19 kurang dikit. Setelah nyasar sana-sini, akhirnya kami nyampe di Hotel DANA. Setelah dapet kamar, langsung dandan dan berangkat ke Rumah Linda untuk acara pengajian. Pengajian kami lalui sambil icip makanan yang disediakan. Yang kami serbu: nasi uduk, lontong tahu, dan cambuk rambak.
CAMBUK RAMBAK adalah makanan yang terdiri dari lontong yang disiram bumbu kacang yang digiling halus, rasanya seperti pecel dan sekeping rambak.
Setelah kenyang, pose dulu ama calon pengantin. Lihatlah betapa sumringah….say cheese…..clik!

AKU & LINDA

Friday, September 03, 2004

LINDA & ANTOK

Kedua sahabatku ini menikah pada tanggal 15 Agustus 2004 lalu. Senang melihatnya, bahkan beberapa diantara kami yang dulu sering bareng, masih tidak percaya, sebutlah Rully dan jopay, mereka masih geleng kepala sambil berkata, "kok iso yo....".
Lah kalo aku sendiri sudah melihat bahwa mereka serius ketika mulai pacaran. seneng aja melihat dua orang unik pacaran dan sekarang menikah. Keunikan itu yang mereka perlukan sebagai bumbu dalam rumah tangga *hug sok teung...!*
Aku memakai pakaian ijo, yang bertanda 'panitia', tugasnya menerima serah-serahan dari pihak pengantin pria, yaitu antok. seneng melihat Antok dengan lancar mengucapkan rentetan kata-kata ketika ijab dan seneng melihat semuanya berjalan dengan lancar, hingga acara puncak bagi tamu: makan2.

to be continue...(mau pulang...lapar)

manusia URBAN

Ternyata jadi orang urban tidak selamanya enak. Sebab, sebagai orang urban, pekerjaan juga dikerjakan dengan mengunakan peralatan urban. peralatan urban sangat berbeda filosofi bekerjanya dengan peralatan tradisional. contohnya saja untuk membajak sawah, yang urban alat bajaknya dioperasikan dengan mesin dan bahan bakar, sedang alat tradisionalnya cukup dengan alat yang dioperasikan oleh sapi.
Memang tidak dipungkiri, banyak pekerjaan yang berhasil diselesaikan dengan mudah dan cepat dengan peralatan urban. Mau cetak, tinggal enter, mau bikin foto tinggal jepret, dsb. Informasi juga sangat cepat diakses dengan peralatan urban, seperti TV, Radio dan Internet. Kita tidak hanya hidup dan berkarya didunia nyata, tapi juga di dunia maya, yang menjadi dimensi 3.5 (dimenasi ke 4 kan waktu). Sangat beruntung yaaa...
Beberapa hari yang lalu, aku mengalami: tidak enaknya tergantung pada peralatan urban. Mungkin karena diperlakukan ala peralatan tradisional, laptop-ku gak mau di booting. ada sesuatu yang hilang sehingga tidak dapat dideteksi oleh sistem window. PANIK.. itu satu kata yang menjelaskan keadaanku pada saat itu. Bagaimana dataku, proyek yang belum slesei. Foto-foto kenangan, surat-surat dari teman, duh...game yang bikin aku relax ataupun game yang bikin pusing....nilai-nilai mahasiswa juga ada disitu....waduh!!!!
Ternyata aku sebagai orang urban, belum memperlakukan perlengkapan urbanku sebagaimana mestinya. Sehingga kini aku bisa mengatakan bahwa aku belum menjadi seorang urban yang sepenuhnya. Masih separuh2, ato sebutlah sebagai semi-urban. Mengoperasikan perlengkapan digital dan electronik aku dah bisa, tapi belum bisa merawatnya. Tv kalo siarannya gak jelas, endak semeng/puas kalo gak ngotok bodynya. HP kalo sinyalnya kecil, pasti diguncang-guncang, diputar-putar, sampe merasa puas (padahal sinyalnya juga belum tentu membaik).
Bagaimana dengan anda? seberapa urban-kan anda?