Perjalanan ke desa KKN bimbingan pak Eddy pada tanggal 20 Juni yang lalu adalah perjalanan yang penuh dengan kesenangan. Selain bertemu dengan beberapa mahasiswa yang sedang belajar di desa, juga mendapatkan pelajaran dari desa. Ya..mungkin juga karna teman seperjalanannya sangat menyenangkan.
Ada 3 dusun yang disinggahi, Babadan, Dakawu dan Gejayan, semuanya berada di wilayah Kecamatan Pakis Kab. Magelang JATENG.
Perjalanan di mulai dari UKDW (pukul 8.15) hingga ke Pasar Pakis, disana kita berhenti untuk makan [alasannya, di dusun tidak ada warung!]. Menunya sangat tradisonal, pecel, telur ceplok, dan rekan-rekannya, tapi yang paling menarik adalah tahu isi sayuran... sangat gurih dan enakk! Aku makan 2 dan bungkus 8 biji buat suamiku yang emang maniak tahu. Pak Antok ngasih tau klo disini namanya Tahu Brontak..hahahaha...nama yang lucu. Sebagai info bonus, Pak Antok juga menginformasikan penjual tahu brontak paling enak se DIY: di jalan wonosari...*huahhhh jaoh na!*
Kunjungan pertama ke lokasi Fella. Disana kami dikenalkan dengan pemuda desa yang jadi IDOLA mereka. Seru juga...ada yang mirip ARIEL 'peter-pan'....
Yah...OK-lah aku setuju saja dengan Fella. Maklum, sudah hampir sebulan tidak menonton TV dan jaoh dari peradaban teknologi lainnya, wajar klo wajah Ariel menjelma di mana-mana (*_^). Sang 'Ariel peter-pan' dan rekan-rekan selalu gaya kalo difoto pak Antok hmmm...OKlah. Akhirnya LAGI-LAGI aku setuju ....supaya Fella senang dan riang.
Kunjungan ke Babadan sangat lama, sekitar 2,5 jam. Habis dukuhnya paling seru, walau menurut pak Eddy ini dukuh yang paling 'miskin'. Setelah puas [kita disuguhi makan siang ala desa...nikmatnya.... dioleh-olehi seikat besar sayur kacang panjang, 3 kol dan seplastik kresek besar tomat] kita melanjutkan perjalanan ke Dakawu. Ada Patricia dan Obet disana.
Hal yang pertama kali menarik bagiku adalah bunga. Klo ndak salah namanya Gladiol. Tapi orang desa bilangnya 'kembang panca warna' karna bunga itu akan berubah warna sebanyak 5 kali dari awal putik bunga hingga sebelum layu dan mati.
Selain bunga beneran, kita juga ketemu 'bunga' desa...masih SD, tapi terpancar keaslian seorang anak pintar di wajahnya, PARTI.
Tanpa polesan pupur dan baju seadanya. bersama teman-temannya bermain di depan teras rumah penduduk. Rukun dan akrab...tertawa campur malu dan berteriak kesenangan ketika kamera diarahkan pada mereka dan setelah mereka melihat 'hasil'nya.
Senang sekali melihat 'rasa keingintahuan' mereka terhadap kamera digital. Orangtua, anak muda hingga anak-anak semuanya terpuaskan melihat wajah mereka di layar LCD kamera. Bahkan ada ibu yang nyeletuk, 'potonya bisa ditinggal ndak mbak?'...waa...itu kan berarti aku ninggalkan kameranya sekalian untuk ibunya....
Mhmmmm, sungguh pengalaman yang menyenangkan. Rasa cape dan pegel terbayar dengan udara segar dingin pegunungan. Walo pulangnya kena tilang....hahahaha...[40 rb bow'!] Perjalanan hari itu membangkitkan semangat di awal minggu.
foto lainnya
klik disini